JAKARTA, INFOBRAND.ID – Founder dan Sekjen Asian Association for Consumer Interests and Marketing sekaligus CEO PT Catur Pilar Jaya & CEO BMS Group, Dr. Ir. Sri Hartono MM. CMA. CHRA mengatakan bahwa sedikitnya ada tiga tantangan yang harus dihadapi oleh para pemasar dalam membangun merek. Apa saja?
Menurutnya, tantangan pertama yang biasa dihadapi pemasar dalam membangun brand adalah pengetahuan sebuah merek oleh konsumen. Terlebih di era new normal ini, kata dia, banyak orang yang agak sedikit kurang berinteraksi dengan produk. Maka disinilah para pemasar harus memiliki tingkat kebutuhan yang tinggi agar masyarakat bisa merasakan apa yang ditawarkan.
“Artinya kegiatan pemasaran media online sekalipun itu harus dikombinasi dengan kegiatan offline. Tujuannya, untuk memastikan semua orang bisa merasakan apa yang kita tawarkan. Walaupun di dalam kegiatan pemasaran online semua orang bisa memberikan review tentang produk-produk kita, tapi kombinasi dengan offline ini juga sangat dibutuhkan,” kata Sri Hartono saat menjadi pembicara seminar di acara e-awarding ceremony Indonesia Digital Popular Brand Award 2020 yang diselenggarakan secara virtual pada Kamis (25/6) lalu.
Kemudian tantangan kedua adalah akses ke pasar. Meskipun kemasan dari produk tersebut terlihat menarik, tapi akses ke pasarnya tidak bisa, maka akan menjadi tantangan yang sangat luar biasa.
“Kadang kita sering melihat produknya bagus tapi tidak laku. Ada juga produknya biasa saja, karena dia menggunakan media yang sangat mudah digunakan dengan sangat baik, sehingga menyebabkan produk itu menjadi begitu populer di tengah masyarakat. Secara produk mungkin tidak terlalu hebat, tapi karena dia mampu mengakses market dengan cara yang sangat unik sehingga dia bisa diterima oleh konsumennya,” jelasnya.
Tantangan terakhir yaitu masalah kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang menurutnya sangat krusial. Karena kalau pemasar tidak memiliki SDM yang kuat dalam menjalankan produknya di market, maka brand yang dibangun dengan susah payah itu akan selesai di pasar.
“Konsistensi dan kecepatan dalam memproduksi sebuah produk itu menjadi hal yang sangat penting. Karena jika misalnya saat orang sedang suka-sukanya dengan produk yang kita tawarkan tapi tiba-tiba stoknya kosong, tentunya ini menjadi masalah yang sangat serius,” pungkasnya.