Perusahaan AirAsia telah melakukan perubahan namanya menjadi Capital A. Walaupun unit bisnis penerbangannya yang dikenal sebagai maskapai bertarif rendah tetap menggunakan nama AirAsia, namun induk perusahaan ini mencoba menunjukkan bahwa berbagai unit bisnisnya yang semakin berkembang dengan memanfaatkan teknologi baru yang terdepan di industrinya untuk menawarkan berbagai barang dan jasanya. Perubahan nama didasarkan kepada inovasi dan permintaan konsumen yang sifatnya dinamis, yang mencoba memberikan persepsi nilai terbaik kepada konsumen atas rangkaian bisnisnya seperti penerbangan, transportasi darat, pengiriman, makanan, marketplace, jasa keuangan dan sebagainya.
Rebrand adalah suatu proses yang dilakukan perusahaan untuk mengubah citra dengan strategi pemberian nama atau simbol atau desain baru untuk suatu entitas yang sudah mapan. Tujuannya adalah memberikan keunikan identitas dibanding pesaing. Rebrand diibaratkan dua sisi mata uang, dapat memberikan keuntungan atau sebaliknya merugikan. Kedua kemungkinan ini didasarkan kepada penilaian konsumen. Rebrand tentu dianggap bagus bagi perusahaan atau bisnis, akan tetapi dapat berisiko jika konsumen tidak menyukainya.
Terdapat dua jenis rebrand yang saya fahami yaitu proaktif dan reaktif. Perusahaan akan melakukan rebrand proaktif ketika menyadari adanya peluang untuk berkembang, mendapatkan konsumen baru atau masuk ke bisnis baru. Sedangkan rebrand tipe reaktif terpaksa dilakukan perusahaan lazimnya disebabkan oleh situasi tertentu, misalnya terkena masalah hukum, penggabungan perusahaan atau citra negatif, dengan tujuan menciptakan citra yang lebih baik atau mengalahkan pesaing dengan memilih target pasar baru.
Dari kedua jenis rebrand tersebut, saya meyakini bahwa AirAsia melakukan pilihan rebrand pertama yaitu proaktif. Capital A yang sekarang akan segera mengukuhkan perusahaannya sebagai suatu platform yang menawarkan berbagai layanan dalam satu aplikasi, dimana sebelumnya perusahaan ini sudah menjadi satu dari tiga agen perjalanan online yang terkemuka di ASEAN. Layanan dalam satu aplikasi ini menandakan bahwa Capital A telah sensitif dengan metaverse marketing, dimana teknologi internet telah mengambil alih hampir seluruh kegiatan bisnis perusahaan. Ini memperlihatkan bahwa Capital A ingin menjadi pemimpin dalam industri yang dikelolanya.
Istilah kedua yang kita bahas selain rebrand adalah ekspansi, yaitu suatu upaya yang dilakukan perusahaan secara sistematis untuk meningkatkan ukuran suatu usaha atau meningkatkan penjualan barang atau jasa dengan perluasan usaha. Ekspansi bukan hal yang mudah bagi perusahaan, namun bagi setiap pelaku usaha pasti memahami bahwa usaha yang ekspansif akan mendatangkan hasil yang lebih baik. Ekspansi dapat dilakukan dengan pembukaan toko baru baik secara online atau toko fisik, menambah produk, kerja sama, beli perusahaan lain, aplikasi baru dan sebagainya. Artinya dengan ekspansi, maka skala operasi suatu perusahaan akan meningkat. Apabila kondisi ini tercapai maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
Jika diamati, rebranding dan ekspansi memiliki keterkaitan. Beberapa perusahaan yang kita ketahui selama ini telah melakukan rebrand sebagai langkah strategis untuk memperkuat ekspansi usahanya. Cara ini menjadi alternatif ketika membangun nama merek baru dianggap berbiaya tinggi. Dalam menjalankan ekspansi, perusahaan menggunakan kredibilitas dan reputasinya yang mapan untuk menunjukkan keunggulannya dibanding pesaing. Seperti halnya AirAsia menjadi Capital A, maka tidak dipungkiri jika suatu waktu kita akan menyaksikan Capital A akan semakin tinggi terbangnya diantara para pesaing yang bertarung dengannya.