Kamis, 25 April 2024

Follow us:

infobrand
10th INFOBRAND

Aktif di Media Digital, 80% Orang Indonesia Khawatir Terkena Serangan Siber

Posted by: 1866 viewer

Aktif di Media Digital, 80% Orang Indonesia Khawatir Terkena Serangan Siber
Semakin banyak pengguna internet, membuat serangan siber semakin marak di media digital.

JAKARTA - Pandemi telah membentuk pola hidup digital masyarakat. Mereka akan tetap melakukan sebagian besar aktivitas secara online, seperti aktivitas sosial mencapai 80%, pengantaran makanan secara online mencapai 53%, perbankan online sebesar 52%, dan berbelanja online sebesar 51%.

Demikian terungkap dalam laporan terbaru McAfee sebuah perusahaan layanan keamanan komputer, yang bertajuk 2021 Consumer Security Mindset Report. Dampak negatifnya, laporan itu menyebut, seiring dengan meningkatnya aktivitas online, netizen Indonesia juga semakin rentan terhadap serangan kejahatan siber. Di mana secara khusus, 8 dari 10 (80%) orang Indonesia mengatakan bahwa mereka khawatir dengan adanya risiko serangan siber, dan 2 dari 5 (40%) responden merasa bahwa mereka tidak mampu mencegah serangan siber.

Adapun beberapa contoh serangan siber pihak ketiga, menurut laporan tersebut, di antaranya; 81% responden Indonesia paling khawatir terhadap pencurian data keuangan pribadi. Dan 80% responden juga khawatir bahwa informasi pribadi mereka, seperti tanggal lahir atau alamat, dapat diretas, dan khawatir bahwa perangkat mereka akan disusupi dengan ransomware atau spyware.

IKLAN INFOBRAND.ID

Laporan tersebut juga mengungkapkan, kebiasaan berbelanja konsumen menunjukkan bagaimana mereka menjalani kehidupan digitalnya. Dimana dengan lebih dari dua pertiga (69%) responden mengatakan bahwa mereka telah membeli setidaknya satu perangkat terhubung di tahun 2020, sedangkan seperlima (14%) responden telah membeli tiga perangkat. Meskipun lebih dari 91% responden mengkhawatirkan keamanan saat online, hanya 57% responden yang mengambil tindakan pencegahan dengan membeli perangkat lunak keamanan, sementara hampir 1 dari 2 (44%) responden tidak pernah memeriksa tanggal kadaluarsa perangkat lunak keamanan mereka, sehingga membuka celah bagi ancaman serangan siber.

Terlebih lagi, orang-orang berusia 55-74 tahun merasa bahwa mereka tidak punya kemampuan untuk mencegah serangan dunia maya jika dibandingkan dengan kelompok usia muda yang berusia 18-24 tahun. Yang mengkhawatirkan, kelompok usia tersebut juga paling kecil kemungkinannya membeli solusi keamanan, di mana hanya 40% responden melakukannya tahun lalu, berbeda dengan 65% dari kelompok usia 18-34 tahun.

Konsumen juga sudah merasa nyaman berbagi informasi di ranah online walaupun risikonya tinggi, terlebih dengan banyaknya layanan yang meminta data dan kontak pribadi. Laporan McAfee menemukan bahwa 92% responden sudah mulai menggunakan fitur online yang dirancang untuk kemudahan atau kenyamanan sejak tahun 2020, contohnya mengunduh aplikasi web atau seluler dibandingkan menggunakan situs desktop (62%), menggunakan fitur pemberitahuan atau notification melalui email atau SMS (55%), dan juga memilih untuk tetap masuk atau menggunakan fitur pengingat kredensial pengguna (44%). Sejumlah 70% responden juga mengatakan bahwa mereka menggunakan 2 atau lebih perangkat terhubung untuk beraktivitas online, yang semakin meningkatkan risiko serangan siber apabila perangkat tersebut tidak dilindungi.

Selain lalai keamanan siber, netizen Indonesia juga mengaku tidak tahu apa tujuan peretas mengambil data mereka. Sekitar 1 dari 3 responden (35%) mengaku bahwa mereka tidak pernah tahu bahwa data mereka yang disimpan secara online bernilai tinggi. Hal ini lebih sering ditemui pada responden berumur 55-74 tahun, di mana sekitar 59% dari kelompok tersebut tidak tahu nilai dari data mereka, dibandingkan dengan 25% responden lain yang berumur 18-34 tahun.

“Peretas atau hackers selalu mencari cara untuk memanfaatkan orang lain demi mendapatkan keuntungan, dan data identitas seseorang sangat berharga karena dapat dijual dengan harga yang tinggi. Hampir semua masyarakat Indonesia (96%) mengatakan bahwa mereka akan lebih proaktif untuk melindungi data pribadi mereka, jika tahu bahwa data tersebut dapat diperdagangkan,” beber Terry.

IKLAN INFOBRAND.ID

Lantas bagaimana untuk mencegahnya, Terry Hicks, ECP McAfee’s Consumer Business mengatakan, langkah pertama untuk menjaga diri dari serangan siber adalah mengetahui cara-cara yang dapat dilakukan untuk menjaga keamanan online dan kesehatan digital. Menurutnya mencegah selalu lebih baik dari mengobati.

“Semua orang dapat melakukan kebiasaan online yang aman, mulai dari aplikasi yang diunduh, situs yang dikunjungi, sampai dengan email yang dibuka. Mengubah pola pikir dan perilaku adalah hal yang sangat penting dalam melindungi privasi dan identitas diri kita,” jelas Terry.

Adapun beberapa cara untuk menjaga keamanan pribadi di Internet adalah; menggunakan autentikasi multi-faktor (multi-factor authentication) untuk memeriksa kembali keaslian pengguna digital dan menambahkan lapisan keamanan untuk melindungi data dan informasi pribadi. Terhubung ke akses internet dengan hati-hati.

“Jika Anda harus melakukan transaksi dengan WiFi umum, gunakan Virtual Private Network (VPN) seperti McAfee® Safe Connect untuk membantu Anda tetap aman saat online,” jelas Terry.

Selanjutnya menjelajah internet dengan keamanan tambahan gunakan alat bantu seperti McAfee WebAdvisor untuk memblokir malware dan situs phishing yang berbahaya. Dan melindungi identitas pribadi Anda dan informasi pribadi lainnya dengan menggunakan McAfee Identity Theft Protection yang juga membantu Anda memulihkan informasi jika identitas Anda diretas.

IKLAN INFOBRAND.ID

Untuk diketahui, metodologi Laporan McAfee’s 2021 Consumer Security Mindset Report ini, McAfee bekerjasama dengan MSI-ACI untuk mengadakan kuisioner online yang melibatkan 1.005 orang dewasa berusia di atas 18 tahun, dari 11 Desember hingga 23 Desember 2020 di Indonesia. Selain di Indonesia, survei lain juga dilakukan di Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Jerman, Prancis, Spanyol, Australia, Singapura, dan India.

Baca berita lainnya di Google News


Share This Article!

Video Pilihan dari INFOBRAND TV

Article Related


Tahun Ini, CSR CIMB Niaga Fokus pada Perbaikan Gizi

Tahun Ini, CSR CIMB Niaga Fokus pada Perbaikan Gizi
INFOBRAND.ID, JAKARTA - Kegiatan corporate social responsibility (CSR) PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) tahun ini akan fokus pada pengentasan gizi...


PT Timah Serahkan 3.000 Kakap ke Warga Sawang Laut

PT Timah Serahkan 3.000 Kakap ke Warga Sawang Laut
INFOBRAND.ID, JAKARTA - PT Timah Tbk menyerahkan 3.000 ekor bibit kakap putih kepada warga Desa Sawang Laut Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau,...


Qualcomm Luncurkan Snapdragon X Plus Buat Tenagai Laptop dengan AI

Qualcomm Luncurkan Snapdragon X Plus Buat Tenagai Laptop dengan AI
INFOBRAND.ID, JAKARTA - Perusahaan teknologi Qualcomm secara resmi merilis dan mengumumkan chip terbaru mereka bernama Snapdrgon X Plus untuk berperfo...


Triwulan I 2024, BRI Salurkan Kredit UMKM Rp1.089,41 Triliun

Triwulan I 2024, BRI Salurkan Kredit UMKM Rp1.089,41 Triliun
INFOBRAND.ID, JAKARTA - Wakil Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) Catur Budi Harto menyampaikan bahwa pembiayaan kredit untuk...