INFOBRAND.ID - Rumah Sakit Artemis, institusi kesehatan terkemuka dari India, bersama Perkasa Hospital Services Indonesia, mengumumkan kemitraan strategis untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia. Penandatanganan perjanjian dilakukan pada hari Senin (26/8/2024) di Kedutaan Besar India, Gama Tower, Jakarta.
Parveen S. Kapoor, Presiden, Kantor Perwakilan Artemis Hospitals Indonesia, Timor-Leste, dan Asia Tenggara, menyatakan bahwa kemitraan ini dibentuk karena 30% pasien Rumah Sakit Artemis berasal dari luar India, memberikan peluang besar untuk kolaborasi dengan komunitas medis Indonesia. Pihaknya sangat antusias dengan kemitraan tersebut, dan berharap dapat meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan pasien melalui kerjasama yang dilakukan.
“Kami berkomitmen untuk memfasilitasi pertukaran pengetahuan, keterampilan, keahlian medis, dan usaha klinis kolaboratif. Tujuan kami adalah memperkuat infrastruktur kesehatan dan sumber daya manusia di Indonesia melalui kolaborasi klinis, bantuan teknis, pelatihan, dan berbagi pengetahuan,” ujar Kapoor dalam sesi penandatanganan.
Kapoor juga menjelaskan bahwa kemitraan ini sejalan dengan regulasi pemerintah dan undang-undang baru yang bertujuan untuk memperbaiki sistem kesehatan di Indonesia. Ia mengungkapkan bahwa banyak kasus kompleks dan pasien di Indonesia yang tidak dapat ditangani secara tepat waktu sedang dikelola oleh Rumah Sakit Artemis.
“Oleh karena itu, kami berfokus pada transfer teknologi dan kolaborasi klinis dari rumah sakit kami di India ke Indonesia,” tambahnya.
Namun, tantangan masih ada, termasuk hambatan regulasi yang menghalangi dokter dan rumah sakit India untuk beroperasi di Indonesia. Juga dikatakan, obat-obatan di India lebih murah dibandingkan dengan banyak tempat di dunia. Menurutnya hal itu dapat membantu masyarakat di Indonesia, terutama dalam menyediakan layanan dan menawarkan fasilitas yang lebih terjangkau bagi masyarakat Indonesia.
Sementara itu, Septo Adjie Sudiro, CEO Perkasa Hospital Services, mengungkapkan bahwa hampir 2 juta pasien Indonesia mencari layanan kesehatan di luar negeri dan menghabiskan sekitar USD 11 miliar (IDR 170 triliun). Menurutnya rumah sakit luar negeri dikenal dengan diagnosis yang akurat, perawatan fokus, dan standar kualitas tinggi.
“Kemitraan ini bertujuan untuk mengurangi pengeluaran kesehatan Indonesia menjadi USD 2 miliar, sehingga sisa dana dapat digunakan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia,” jelas Septo.
Septo juga mencatat bahwa kolaborasi ini didorong oleh layanan kesehatan kelas dunia dan dokter berpengalaman dari India, serta biaya yang lebih terjangkau dibandingkan dengan Malaysia. “Telemedicine dari India merupakan opsi yang memungkinkan. Dengan adanya dokter ahli, ini dapat memperlancar proses dan waktu dalam memberikan bantuan kepada Indonesia secara efektif,” tambahnya.
Duta Besar India untuk Indonesia, H.E. Sandeep Chakravorty, menambahkan bahwa pengeluaran kesehatan yang tinggi di Indonesia memberikan peluang bagi India, yang dikenal sebagai pemimpin dalam sistem kesehatan canggih secara global. Dikatakan Artemis Hospital India memiliki kapasitas yang memadai.
“Rumah sakit kami diakui secara internasional dan kami juga menerima pasien dari berbagai negara. Dengan mengurangi biaya kesehatan untuk masyarakat Indonesia dan memposisikan rumah sakit India sebagai pemimpin, kami berharap dapat memberikan kontribusi positif. India juga dikenal tidak mempertahankan pasien di rumah sakit lebih lama dari yang diperlukan, dengan rata-rata masa tinggal sekitar 3,1 hari,” tutup Sandeep.