PT Campina Ice Cream Industry Tbk.terus melakukan berbagai langkah strategis guna merealisasikan sejumlah target yang telah ditetapkan oleh stakeholder pada tahun ini. Salah satunya adalah pencapaian target penjualan yang dipatok melebihi angka Rp1 triliun pada sepanjang 2019.
Direktur Campina Ice Cream Adji Anjono mengatakan, melalui serangkaian strategi dan efisiensi, diharapkan perseroan dapat menembus angka penjualan yang telah ditargetkan .
“Insya Allah target tersebut dapat terpenuhi dan bisa tercapai,” tegas dia kepada INFOBRAND di Kantor Campina di Kawasan Pulogadung, Jakarta Timur, Kamis (24/10).
IKLAN INFOBRAND.ID
Menurut Adji, selain peningkatan penjualan, perusahaan juga tengah membidik pertumbuhan bisnis sebesar 8% untuk sepanjang tahun ini. Berdasarkan penuturannya, target tersebut dinilai masih relevan untuk dicapai hingga tutup buku 2019.
“Sampai dengan kuartal III/2019 semua target-target tersebut masih on track dan kami optimistis dapat memenuhi itu semua,” imbuhnya.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia, pada sepanjang 2018 perusahaan dengan ticker emiten CAMP itu berhasil membukukan penjualan Rp961 miliar, atau 96% dari target yang telah dipasang sebelumnya yakni Rp1,004 triliun. Adapun untuk 2017, realiasi penjualan CAMP diketahui tak kurag dari Rp944 miliar.
“Kita kalau lihat sampai dengan semester I/2019 memang terjadi peningkatan dalam penjualan. Hanya saja untuk laba memang agak tertekan karena tidak ada lagi suntikan modal atau kegiatan valuasi lainnya seperti pada 2018,”sambungnya.
Pernyataan Adji sangat beralasan. Pasalnya, setalah memenuhi kewajiban pembayaran pinjaman kepada Swiss Life Singapore Ltd. sebesar Rp 260 miliar pada Februari 2018, pendapatan perusahaan dapat dioptimalkan untuk membentuk laba.
IKLAN INFOBRAND.ID
Total cuan bersih Campina pada sepanjang 2018 adalah sebesar Rp61,9 miliar, atau melejit 42% dibandingkan dengan periode yang sama 2017 yang sebesar Rp43,4 miliar. Sementara itu, hingga semester I/2019, keuntungan bersih entitas usaha asal Surabaya itu tercatat sebesar Rp31,7 miliar. Hasil tersebut turun jika dibandingkan dengan semester I/2018 yang sebesar Rp32,4 miliar.
Lebih lanjut, ketika Redaksi mengkonfirmasi terkait banyaknya pemain baru yang ikut berkecimpung dalam industri es krim, bos Campina itu tetap optimistis bahwa market di Indonesia masih terbuka cukup luas.
“Pasar di dalam negeri ini masih sangat potensial dan belum sepenuhnya tergarap. Untuk pemain baru sendiri, mereka lebih banyak menyasar pasar middle low, yang artinya akan membuat penetrasi es krim menjadi lebih luas lagi di masyarakat. Untuk market shared sendiri saya berkeyakinan terjadi pergeseran komposisi terhadap penguasaan pasar, khsususnya bagi mereka pemain eksisting. Namun, bagi kami yang paling penting saat ini adalah bagaimana untuk bisa terus tumbuh,” tutupnya.
