Layanan keuangan elektronik QR Code berbasis aplikasi milik pemerintah, LinkAja, secara resmi diluncurkan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla didampingi Menteri BUMN Rini Soemarno pada Minggu (30/6) di Jakarta. Sistem pembayaran yang hasil kolaborasi beberapa BUMN tersebut digadang-gadang bakal menyaingi para pemain lama yang telah lebih dulu terjun pada bisnis serupa, macam Gopay dan Ovo.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan terobosan yang dilakukan oleh pemerintah ini merupakan antisipasi atas semakin berkembangnya kebutuhan pasar akan sistem pembayaran yang cepat dan mudah.
“Sistem pembayaran digital ini juga terhubung dengan sistem perbankan BUMN. Melalui LinkAja, para pengguna bisa mengisi saldo [top up] diberbagai gerai mini market yang telah bekerja sama, hal ini memudahkan bagi mereka yang tidak mempunyai rekening bank BUMN tadi. Untuk yang sudah punya bisa langsung terintegrasi,” tuturnya.
Pemerintah sendiri mengklaim telah memiliki 23 juta pelanggan aktif yang telah menggunakan fitur pembayaran digital ini dengan rata-rata total transaksi harian Rp1 miliar. Sebagian besar para pengguna LinkAja merupakan pengguna T-Cash dari Telkomsel yang telah bermigrasi. Ditargetkan, pengguna LinkAja akan bertambah menjadi 40 juta pelanggan pada akhir tahun nanti.
Rini juga menyebut, ekspansi LinkAja akan merambah beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Hongkong. Alasannya, banyak terdapat warga negara Indonesia yang bekerja di ketiga negara tersebut.
“Kedepan kami ingin juga bisa digunakan di Taiwan karena banyak juga TKI kita disana,” imbuhnya.
Untuk diketahui, LinkAja dioperasikan oleh PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) yang sahamnya sebagian besar dimiliki oleh Telkomsel (25%). Disusul kemudian Bank Mandiri, BRI, dan BNI masing-masing memiliki 20% saham. BTN dan Pertamina masing-masing 7%, dan sisanya Jiwasraya sebesar 1%.
Seperti yang dikutip dari laman resmi LinkAja pada Senin (1/7), aplikasi ini juga mewarkan fasilitas tarik tunai pada gerai ATM bank milik pemerintah, yakni Bank Mandiri, BNI, BTN dan BRI. Untuk sementara ini, setiap transaksi penarikan tunai tersebut dikenakan biaya Rp5.000 untuk satu kali transaksi.
Selain fitur tarik tunai, LinkAja juga menawarkan fasilitas pemayaran tol seperti uang elektronik kebanyakan.
"Mulai Senin pagi sudah ada 20 gerbang tol yang tertempel stiker LinkAja, pembayaran tol akan otomatis dengan sistem RFID asal LinkAja terisi saldo, tinggal jalan 30 km/jam sudah langsung terbuka," jelas Rini.