Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) bersama Foodlab Indonesia melakukan pembinaan terhadap 50 FoodStartup terpilih melalui serangkaian kegiatan bertajuk Demoday FoodStartup Indonesia (FSI) 2019 yang berlangsung di Surabaya 15-17 Juli.
Melalui Demoday FoodStartup Indonesia ini, Bekraf berupaya untuk mengembangkan industri kreatif khususnya bidang kuliner dan memaksimalkan potensi subsektor kuliner.
Direktur Akses Nonperbankan Bekraf Syaifullah mengungkapkan bahwa tujuan akhir dari kegiatan FSI 2019 adalah terciptanya ekosistem FoodStartup Indonesia yang ideal secara komprehensif.
“Kegiatan ini juga dapat membuka akses fasilitas dan dukungan pemerintah serta akses permodalan sehingga produk FSI dapat dipasarkan di global market,” ujarnya dalam siaran pers Senin (15/7).
Dia juga menyebut bimbingan teknis yang diberikan kepada para FoodStartup terpilih diproyeksi dapat memperluas wawasan, menambah networking baik dengan mentor maupun ekosistem.
Selain itu, para perusahaan rintisan tersebut nantinya akan mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kapasitas usahanya, serta memperoleh akses permodalan dari berbagai sumber permodalan.
“Dengan diberikannya bimbingan dan pengajaran kepada peserta diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan akses permodalan bagi FoodStartup dalam hal pitching kepada investor sehingga menarik minat investor untuk berinvestasi,” tambahnya.
Sebagai informasi, para FoodStartup terpilih itu berhasil mengungguli 306 Foodstartup lainnya. Mereka berhasil unggul dalam seleksi karena dianggap inovatif, memiliki kesamaan visi, dan berpotensi mengangkat ekonomi kreatif. Karenanya, Bekraf mendukung FoodStartup terpilih untuk mengembangkan kapasitas dan memperoleh kesempatan terhadap akses permodalan melalui Demoday FSI 2019.
Untuk diketahui, sektor kuliner merupakan salah satu subsektor strategis yang cukup penting dalam penopang ekonomi kreatif. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada 2016, kontribusi sektor kuliner terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) ekonomi kreatif adalah sebesar 41,4% atau senilai Rp381 triliun.
Dari sisi penyerapan tenaga kerja, sektor kuliner juga menyumbang peranan yang besar dengan kontribusi 7,45% atau sebanyak 7,9 juta orang.