Jumlah pengguna Internet yang terus meningkat secara signifikan menunjukkan bahwa media digital saat ini semakin efektif sebagai sarana marketing dibandingkan media cetak, Hasil riset Statistik secara global memnjukkan adanya tren kenaikan iklan di sosial media dalam 5 tahun terakhir.
Menurut Bhima Yudhistira Adhinegara sebagai Peneliti di Institute For Development Of Economics And Finance (INDEF). “Pada tahun 2013 porsi iklan di sosial media hanya 23,2 persen, angka ini terus naik hingga mencapai 34,5 persen di tahun 2017. Selain lebih murah, iklan di media digital juga lebih menjangkau sasaran lebih spesifik. Contohnya Facebook ads yang mampu menyasar kategori konsumen berdasar letak geografis, preferensi produk, hingga prilaku di medsos yang cocok dengan karakter produk,” Jelasnya kepada INFOBRAND.ID.
Pria lulusan S2 MSc in Finance di University Of Bradford United Kingdom ini juga menerangkan bagaimana melakukan branding dan digital marketing yang baik bagi sebuah merek atau brand. “Yang terpenting adalah membuat list target audiens atau calon pembeli secara spesifik seperti umur,geografis, hobi, jenis kelamin, kemudian tonjolkan karakter atau ciri-ciri produk atau jasa yang ingin dipasarkan,” ungkapnya.
IKLAN INFOBRAND.ID
Bhima menambahkan, memilih media digital yang paling cocok dengan target audiens untuk menawarkan durable goods (barang tahan lama) paling efektif melalui website perusahaan atau e-commerce, karena dengan itu si calon pembeli butuh informasi yang lebih spesifik. “Sementara untuk produk-produk harian baik makanan, fashion, media paling optimal adalah media sosial seperti Instagram, Facebook, dsb, karena tampilan menjadi faktor utama dalam keputusan pembelian barang,” tambah Bhima saat memberikan tips cara melakukan branding pada sebuah merek.
Konten yang kreatif dipercaya Bhima merupakan modal besar bagi para pemilik brand jika ingin memanfaatkan media sosial sebagai wahana pemasaran digital marektingnya.
Di era hiperkompetitif saat ini menurut Bhima pada akhirnya semua perusahaan akan memasuki dunia digital, tapi fase nya mungkin yang berbeda-beda antara produk makan dan produk bahan bangunan misalnya. Perusahaan yang lebih cepat memasarkan produknya di digital marketing pun cenderung menciptakan blue ocean strategy alias mengurangi kompetitor.
Lalu bagaimana bagi pada pemilik brand lawas yang namanya sudah dikenal masyarakat luas ? apa harus melakukan digital marketing juga?
IKLAN INFOBRAND.ID
Bhima menjawab dengan lugas, bahwa untuk brand-brand lama tetap wajib melakukan digital marketing secara masif, hal tersebut penting sebagai strategi re-branding atau re-minder. Konsumen yang loyal akan mengingat kembali brand yang mampu bertahan. Selain meningkatkan brand awareness juga membuat brand lama lebih adaptif menanggapi perubahan zaman.
Hal penting sebelum melakukan digital marketing adalah kesiapan konten marketing, tim, dan budget. persiapan budget marketing penting agar iklan di media digital tidak hanya sesaat tapi di maintain secara berkala.
“Jadi perencanaan digital marketing bukan sekedar ikut tren tapi sustainable berkelanjutan dan ada goals spresifik yang dicapai, misalkan setiap 1 juta rupiah yang dikeluarkan untuk iklan Facebook, maka targetnya penjualan produk akan naik 10 persen,” terang Bhima.
Terakhir Bhima juga berpendapat “Penerapan offline marketing juga bukan berarti harus ditinggalkan sama sekali, bisa dikombinasikan antara offline-online, karena perlu disadari setiap brand punya produk yang spresifik menyasar kelompok umur tertentu. Contoh produk susu manula lebih pas memaintain iklan cetak karena generasi baby boomers lebih nyaman membaca lewat media cetak, jadi jangan latah untuk ikut-ikutan online karena target pasar untuk tiap produk berbeda,” tutup Bhima.
