Sebanyak 550 petani tebu dari Lampung dan Jawa Barat mendapatkan kesempatan langka untuk mendapatkan pelatihan tentang tebu budidaya yang tepat dari Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Kampus Yogyakarta, bekerja sama dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI. Pelatihan dilakukan secara bertahap dan dibagi menjadi 5 Batch sehingga hasil pelatihan dapat diserap maksimal oleh petani.
Pelatihan First Batch dilaksanakan di Auditorium LPP Kampus Yogyakarta, Jalan Urip Sumoharjo, Yogyakarta, Senin (13 November 2017) dan berakhir pada 16 November 2017. Pelatihan Batch Pertama ini dihadiri oleh GM Divisi Usaha Kecil BNI, Bambang Setyatmojo, peserta pelatihan yang terdiri dari petani tebu dan karyawan Pabrik Gula Bungamayang.
Petani yang menjadi peserta pelatihan adalah warga sekitar perkebunan yang dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) 7 Lampung. Pada kesempatan berikutnya, petani tebu yang diundang untuk mengikuti pelatihan akan diperluas ke kota-kota lain, di lingkungan PTPN 10 dan PTPN 11 yaitu Mojokerto, Sidoarjo, Jombang, Kediri, Tulungagung, Lumajang, Jember dan Situbondo. Petani peserta pelatihan ini adalah mitra pendamping BNI yang memperoleh dukungan kredit kemitraan.
BNI telah mendistribusikan kredit kemitraan kepada petani tebu di lingkungan PTPN 7 Lampung dengan batas maksimum Rp 29 miliar. Adapun pembagian kredit kemitraan kepada petani di lingkungan PTPN 10 dan PTPN 11 Eash Java hingga akhir Oktober 2017 mencapai Rp 37 miliar. BNI memperkirakan program kemitraan ini dapat mencapai Rp 150 miliar pada akhir 2017.
Sekretaris Perusahaan BNI, Kiryanto, menyampaikan bahwa tujuan BNI untuk menyelenggarakan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman petani dalam melakukan budidaya tebu yang tepat. “Kami juga ingin meningkatkan karakter positif serta kemampuan untuk bermitra dengan para pemangku kepentingan. Selain itu, kami berusaha meningkatkan rasa kewirausahaan sehingga mampu meningkatkan kemandirian petani tebu, ”katanya.
Setelah pelatihan selesai, para petani diharapkan dapat memperoleh kompetensi tambahan, baik Kompetensi Keras dan Kompetensi Lunak. Kompetensi Keras yang diperoleh antara lain mampu menyiapkan lahan, pembibitan, pemeliharaan tanaman, penilaian, pemangkasan pemuatan manajemen pengangkutan, dan penentuan imbal hasil, hingga mekanisme budidaya tebu. Adapun Soft Competency yang diperoleh adalah pembinaan karakter, kemampuan bermitra dengan stakeholder, teknik komunikasi dan negosiasi, serta membangun rasa berwirausaha. Selain itu, petani juga dapat langsung menyaksikan keberhasilan usaha tebu di sekitar Yogyakarta.