JAKARTA - Bank Syariah Indonesia memang lahir di saat yang tepat. Hadirnya BSI diprediksi akan berpotensi membawa dampak positif pada sektor properti. Sebab perkembangan positif perbankan syariah yang sejalan dengan semakin besarnya minat masyarakat untuk menggunakan fasilitas pembiayaan secara syariah.
Prediksi tersebut terungkap dalam Consumer Sentiment Study H1 2020 yang dirilis oleh Rumah.com, dimana 35% responden memilih pembiayaan KPR Syariah ketika dintanya pilihan pembayaran saat membeli rumah. Hal itu membuktikan bahwa perkembangan perbankan syariah sejalan dengan semakin besarnya minat masyarakat untuk menggunakan fasilitas pembiayaan secara syariah, di mana pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan dengan KPR bank konvensional yang tumbuh single digit.
“Sebaliknya peminat KPR konvensional kembali mengalami penurunan dari 29% responden pada semester 2/2020 menjadi 22% responden pada semester 1/2021 ini setelah sebelumnya peminat KPR konvensional juga turun dari 37% responden pada semester 1/2020 turun menjadi 29% responden pada semester 2/2020,” kata Marine Novita, Country Manager Rumah.com, dalam siaran pers yang diterima infobrand, Kamis (4/2/2021).
Lebih lanjut Marine menjelaskan, preferensi responden Rumah.com Consumer Sentiment Study H1 2021 ketika memilih menggunakan KPR Syariah ternyata tidak hanya didasari karena pertimbangan keagamaan. Alasan preferensi terhadap pembiayaan syariah karena pertimbangan keyakinan agama, dinyatakan oleh 70% responden. Alasan lainnya, kepastian besaran cicilan bulanan (fixed rate) dinyatakan oleh 69% responden. Alasan berikutnya yang juga populer disebut oleh responden adalah karena kepastian jumlah total biaya yang harus dikeluarkan, sebanyak 46% serta proses pengajuannya dianggap lebih mudah yang dinyatakan oleh 45% responden.
Preferensi terhadap pembiayaan syariah juga dikonfirmasi dari pertanyaan lainnya dalam survey ini. Ketika responden ditanya apa faktor yang dipertimbangkan ketika mengambil pembiayaan, kesesuaian dengan prinsip syariah dinyatakan sebagai pertimbangan oleh 42% responden. Angka ini naik drastis dari 30% pada survey di semester sebelumnya.
Marine mengatakan bahwa dalam 4 tahun terakhir ini para responden survei Rumah.com Consumer Sentiment Study yang terdiri dari para pencari rumah memang memperlihatkan meningkatnya preferensi terhadap pembiayaan syariah khususnya di kalangan responden yang lebih muda. Walaupun dalam pengambilan keputusan nanti tentu para pencari rumah akan dihadapkan dengan hitung-hitungan dan konsekuesinya, tapi minat dan antusiasme yang ada sekarang ini dapat dilihat oleh pelaku pembiayaan syariah sebagai peluang.
Tren positif KPR Syariah juga terlihat dari data Statistik Perbankan Syariah (SPS) November 2020 yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Januari 2021, pembiayaan Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) untuk pemilikan rumah tinggal dan apartemen telah mencapai Rp93,129 triliun. Nilai ini merupakan pertumbuhan sebesar 11,56% secara tahunan (year-on-year) dari sebelumnya Rp 83,476 triliun.
“Memang minat terhadap pinjaman rumah yang sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah terus meningkat di kalangan masyarakat Indonesia, tapi saat ini faktor utama yang dipertimbangkan ketika mengambil KPR adalah besaran cicilan, jangka waktu pinjaman dan tingkat suku bunga,” katanya.
Ketiga faktor tersebut masing-masing dinyatakan oleh 83% responden untuk besaran cicilan, 69% responden untuk jangka waktu pinjaman, dan 67% responden untuk tingkat suku bunga.