JAKARTA, INFOBRAND.ID - Produsen es krim asal Surabaya, PT Campina Ice Cream Industry Tbk optimistis angka penjualan akan naik hingga 10%. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Campina Adji Andjono usai menjadi narasumpar pada acara Roadshow Forum Brand 2019 bertajuk "Strategi Marketing di Era Digital" yang diselenggarakan oleh Komunitas Indonesia Brand Network (IBN) dengan INFOBRAND.ID dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Trisakti, Kamis (27/6/2019).
“Tahun ini sebenarnya kami perkirakan penjualan akan tumbuh dikisaran 7% sampai dengan 8%. Namun, kami berharap semoga saja bisa tumbuh dua digit,” paparnya.
Walaupun dirasa agak sulit, Adji tetap percaya bisnis es krim masih menjanjikan di Tanah Air, terlebih Indonesia sebagai negara tropis yang notabene bersuhu cukup hangat.
“[Pertumbuhan] Masih terus kami dalami dan terus di-review hingga tengah tahun ini, apakah akan tetap berada pada jalur patokan awal atau perlu disesuaikan. Karena yang kami perhatikan, Bank Indonesia juga melakukan koreksi terhadap angka pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Adji, perjalanan bisnis semester pertama tahun ini tidak lepas dari situasi politik di dalam negeri yang baru saja usai menyelenggarkan pesta demokrasi.
“Ya tahun politik ada pemilu, mau gak mau kita harus menyesuaikan. Apalagi untuk para pelaku usaha yang tentu saja menginginkan suana yang kondusif,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Adji juga menyampaikan komentarnya terkait banyaknya pemain baru dalam industri es krim di Tanah Air dalam kurun waktu belakangan ini.
“Sekarang banyak produsen baru bermunculan, jumlahnya kira-kira 2 kali lipat dalam 3 tahunan terakhir,” sebutnya.
Sebagai pemain industri yang telah malang-melintang hampir setengah abad, Campina memiliki jurus tersendiri untuk menjaga konsumen agar tetap loyal. Pertama, Campina terus mengedukasi masyarakat dengan mengusung semangat sebagai produk yang berkualitas.
“Es krim kami memang tidak semurah produsen lain, tapi untuk urusan kualitas produk kami memiliki kelebihan dari sisi bahan baku yang berkualitas utama. Lalu, dari segi komposisi es krim dengan takaran yang pas dan baik pada setiap produknya,” katanya.
Kedua, Campina juga terus berinovasi dengan mengeluarkan produk terbaru sebagai respon atas kebutuhan pasar.
“Strateginya lainnya adalah kami tetap mempertahankan kualitas perlayanan dan meningkatkan ekspansi bisnis. Untuk services, kami terus me-maintain hubungan baik dengan toko-toko yang loyal, karena bagaimana pun bisnis es krim itu kan tergantung dari jualannya toko-toko itu sebagai ujung tombak,” terangnya.
Dari sisi kinerja, Perusahaan dengan kode emiten CAMP tersebut sepanjang 2018 membukukan laba bersih Rp61 miliar, atau meningkat 42% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun, dari penjualan bersih juga tercatat tumbuh sekitar 1,7% menjadi Rp961 miliar.
Sebagai informasi, Campina melapas 15% sahamnya ke lantai bursa pada penghujung 2017 lalu melalui mekanisme initial public offering (IPO). Tercatat, CAMP merilis 885 juta lembar saham dengan harga penawaran perdana Rp330 per lembar saham. Adapun, market es krim di Indonesia diperkirakan mencapai Rp4 triliun dengan 20% diantaranya menjadi market share Campina.