Rabu, 24 April 2024

Follow us:

infobrand
10th INFOBRAND

CEO GambaranBrand : Digital Yes! Tapi Tidak Harus Berbentuk Aplikasi Mobile

Posted by: 2380 viewer

CEO GambaranBrand : Digital Yes! Tapi Tidak Harus Berbentuk Aplikasi Mobile
Arto Soebiantoro

Maraknya aplikasi mobile yang tersebar di smartphone khalayak saat ini, bisa dibilang sebagai sebuah perubahan besar dalam dunia bisnis. Berbagai kemudahan dengan hanya mendownload aplikasi dan tinggal klik, cukup membuat para pengguna smartphone termanjakan dengan gaya aktifitas baru ini. Jika dikaitkan dengan maraknya perusahaan ramai-ramai mengeluarkan aplikasi mobile, maka pertanyaannya ialah strategi branding seperti apa yang sejatinya dilakukan oleh perusahaan yang sudah mengeluarkan aplikasi mobile?

Untuk itu, CEO GambaranBrand Arto Soebiantoro mengemukakan bahwa strategi branding perusahaan harus dibedakan menjadi dua poin. Pertama, lanjut Arto, perusahaan yang memang full dalam bentuk mobile apps dan kedua perusahaan konvensional yang mengeluarkan aplikasi mobile hanya untuk mendukung bisnis perusahaan itu.

“Secara garis besarnya tentu sama. Tapi pendekatannya berbeda sekali. Kalau perusahaan itu full aplikasi mobile maka sudah tentu akan melakukan strategi branding untuk memperbanyak proses pendownlodan oleh pengguna aplikasi dan biasanya mereka sudah menyiapkan budget khusus untuk hal ini. Namun berbeda dengan perusahaan konvensional yang hanya menjalankan aplikasi mobile untuk menunjang bisnisnya. Biasanya perusahaan ini tidak menyiapkan budget khusus untuk branding. Karena cost of marketing communication nya di pisah dengan strategi promo lainnya,” katanya kepada INFOBRAND.ID.

IKLAN INFOBRAND.ID

Karena itu, tambah Arto, sebuah perusahaan yang meluncurkan aplikasi mobile harus terus mengeluarkan ide kreatif yang berkesinambangungan agar strategi brandingnya itu tersampaikan kepada khalayak. “Yang artinya, kita tidak hanya latah mengeluarkan aplikasi. Tapi kita petakan dulu dan di konversi dengan kebutuhan pasarnya. Bahkan kita harus memikirkan bagaimana mencari tim IT untuk melakukan maintenance terhadap aplikasi ini,” terangnya.

Maraknya perusahaan berlomba-lomba mengeluarkan aplikasi mobile diramalkan akan mematikan perusahaan yang tidak mengeluarkan aplikasi mobile. Asumsi ini dibantah oleh Arto. Menurutnya, sebuah aplikasi mobile diperuntukkan hanya sebagai tools untuk menunjang industrinya. “Misalnya saja sebuah perusahaan jasa pengiriman. Walaupun perusahaan itu mengeluarkan aplikasi mobile. Namun tetap saja konsumennya masih menggunakan sistem yang konvensional. Artinya, aplikasi mobile hanya sebagai pelengkap saja. Bahkan perusahaan pun harusnya memikirkan dulu apakah memang aplikasi mobile dibutuhkan atau cukup based on website saja. Menurut saya Digital Yes, IT Yes tapi tidak harus bentuknya Aplikasi Mobile,” terangnya.

Arto menambahkan, salah satu poin yang harus dijalankan dalam aplikasi mobile ialah berkelanjutannya program aplikasi tersebut. “Jadi saya pikir setiap indusrti memiliki tantangan berbeda-beda. Jasa seperti hospitality tidak perlu mobile apps. Dan salah satu karakter mobile apps itu kontennya selalu terupdate dan terjadi interaksi terus menuerus. Tapi kalau hanya informatif belaka menurut saya tidak perlu mobile apps,” ucapnya.

Secara sales pun CEO GambaranBrand ini menilai perusahaan yang mengeluarkan aplikasi mobile dapat meningkatkan sales perusahaan. “Menurut saya antara iya dan tidak. Perusahanan yang basisnya mobile apps incomenya bisa naik dan making money secara bertahap, tetapi tentunya akan mengeluarkan segala cara agar moile apps ini terdownload. Proses benefitnya terprogress secara berkelanjutan. Nah, ini tentu berebda dengan company yang konvensional yang aplikasi mobilenya hanya untuk mendukung bisnisnya. Banyak perusahaan yang hanya support mendukung bisnisnya tidak berhasil,” tuturnya.

Karena itu, tambah Arto, yang terpenting bagi sebuah brand ialah bagaimana melakukan pendekatan kepada konsumennya secara kreatif yang artinya melakukan sebuah commercial atau iklan yang pendekatannya inisiatif kepada khalayak. “Dan ini kembali kepada basic komunikasi plan dan basic adevertising campaign yang ingin kita bangun. Suka tidak suka advertising agency commercial campaign tetap diprlukan. Tetapi bentuknya tidak harus iklan. Namun bisa bentuk creative adds, inisiatif dan movement. Ambil contoh misalnya aplikasi Paxel. Mereka punya campaign “Berbagi kebaikan”. Dimana merek ini memberikan kesempatan kepada setiap orang yang ingin mengirimkan kebaikan diberikan kupon senilai 100 ribu rupiah. Mereka nanti bisa menggunakan aplikasi Paxel ini untuk mengirimkan sesuatu dalam bentuk barang dan nanti oleh Paxel akan dikirimkan oleh si kurirnya. Ini merupakan bentuk campaign yang bukanlagi dalam bentuk adds tapi sudah bentuk inisatif yang nyata. Nah contoh- contoh ini yang sedang trend, bahwa komunikasi harus dibalut dengan sales dengan cara yang kreatif,” tutupnya.

Baca berita lainnya di Google News


Share This Article!

Video Pilihan dari INFOBRAND TV

Article Related


Hari Bumi, Allianz Indonesia Jaga Bumi melalui Pelestarian Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat

Hari Bumi, Allianz Indonesia Jaga Bumi melalui Pelestarian Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat
INFOBRAND.ID, JAKARTA - Memperingati Hari Bumi, 22 April, Allianz Indonesia senantiasa berkomitmen pada tanggung jawab sosial perusahaan, terutama dal...


Pendiri Puteri Indonesia, Mooryati Soedibyo Tutup Usia

Pendiri Puteri Indonesia, Mooryati Soedibyo Tutup Usia
INFOBRAND.ID, JAKARTA - Pendiri Yayasan Puteri Indonesia, politisi, serta tokoh jamu tradisional, Mooryati Soedibyo Rabu (24/4/2024) ini meninggal dun...


Bergabungnya Tiktok-Tokopedia akan Membuka Pasar UMKM Lebih Luas

Bergabungnya Tiktok-Tokopedia akan Membuka Pasar UMKM Lebih Luas
INFOBRAND.ID, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Edy Misero menyatakan, bergabungnya dua perusahaan raksasa, Tiktok dan...


Hari Bumi 2024, Blibli Gandeng EcoTouch kelola Limbah Fesyen

Hari Bumi 2024, Blibli Gandeng EcoTouch kelola Limbah Fesyen
INFOBRAND.ID, JAKARTA - Blibli menggandeng EcoTouch untuk mengelola limbah fashion melalui Fashion Take Back Program pada 22 April - 3 Mei 2024 untuk...