Sabtu, 20 April 2024

Follow us:

infobrand
10th INFOBRAND

Director ETNOMARK Consulting: "Jangan Katakan INOVASI Kalau Belum Jadi SOLUSI Dari Customer Pain"

Posted by: 3682 viewer

Director ETNOMARK Consulting:
Amalia E. Maulana, Ph.D.

Ada banyak sekali ilmu yang harus dipelajari tentang inovasi, bagaimana melahirkan sebuah inovasi yang tepat atau sesuai, dalam ilmu pemasaran, menurut Amalia E. Maulana, Ph.D. selaku Director ETNOMARK Consulting dikatakan bahwa yang dibeli oleh konsumen bukanlah produk atau jasa melainkan value dan benefitnya.

“Benefit yang terlihat nyata atau tangible dinamakan functional value, jenis benefit yang kedua adalah emotional value, dimana benefit ini tidak bisa dilihat secara langsung karena sifatnya intangible, yang hanya bisa dirasakan oleh konsumen,” ujar Amalia kepada INFOBRAND.ID

Perbedaan antara era digital dengan era sebelumnya terletak kepada kecepatan umpan balik yang diperoleh dari konsumennya menurut Amalia saat ditanya inovasi seperti apa yang baik di era digital saat ini, berbagai keluhan yang disampaikan langsung via media sosial adalah contoh nyata problem yang dialami oleh konsumen yang bisa ditangkap oleh produsen langsung. Era digital juga akan membantu mempercepat komunikasi dari produsen ke konsumen saat sudah bisa memberikan jawaban atas keluhan dan memberikan solusi.

IKLAN INFOBRAND.ID

Namun Amalia juga menyampaikan, “Dalam dunia digital,  innovasi yang telah dikerjakan oleh perusahaan lain juga bisa dibaca dan dipelajari secara lebih cepat melalui Internet, karena akses terhadap informasi produk baru tersebut lebih terbuka dibandingkan masa-masa lalu. Dengan adanya kecenderungan parity tangible value atau persamaan tawaran benefit functional oleh perusahaan, maka logikanya, perusahaan perlu meningkatkan sisi emotional value dari tawarannya.”

Menariknya, emotional benefit ini lebih relevan bagi kelompok generasi baby boomers dan generasi X kata Amalia,  bagi kelompok generasi Y dan milenial, ada satu lagi kategorisasi value yang lebih  penting yang disebut dengan Experiential Value. Sering dijelaskan bahwa bagi Millennial ini mereka sudah tidak lagi tertarik dengan aspek-aspek intangible value yang bertajuk prestige atau premium (kategorisasi: emosional).

Untuk mereka, yang  lebih penting adalah pengalaman apa yang bisa mereka dapatkan dari produk/jasa? apakah mereka bisa menjadi lebih in-group dengan teman-teman sekelompoknya karena telah mempunyai pengalaman yang sama?

“Innovasi masa kini dimunculkan dari hasil pendalaman  problem-problem yang ditangkap dan diterjemahkan menjadi solusi.” Amalia E. Maulana, Ph.D.

Kunci keberhasilan sebuah produk atau jasa versi Amalia adalah saat value diterimanya sama atau lebih dari value yang dibayangkan/diharapkan. Tidak semua produk bisa memberikan value yang diharapkan. Terkadang ada gap antara pemahaman produsen akan Value yang dicari oleh konsumennya karena menggunakan 'frame of reference' yang berbeda. Banyak produk yang saat dikembangkan seolah diyakini akan diminati, tetapi berakhir dengan tidak bergerak tetap tersusun rapi di rak penjualan, tidak ada yang membelinya.

IKLAN INFOBRAND.ID

Apa yang perlu dilakukan oleh produsen dalam rangka innovasi pengembangan produk baru adalah secara serius mempelajari 'frame of reference' dari konsumennya, apa yang menjadikan mereka suka atau tidak suka terhadap sebuah produk dan layanan, itu harus dimengerti dengan baik menurut Amalia.

Amalia menjelaskan, “Studi ethnography pemasaran yang sudah kami geluti sejak sepuluh tahun lalu salah satu tujuannya adalah hadir dalam keseharian konsumennya, melihat langsung dari kaca mata konsumen, bukan lagi kaca mata produsen. Ada istilah yang populer "wearing the consumers' shoes' - yaitu dengan menggunakan sepatu konsumen kita bisa berpikir dan merasakan langsung produk/jasa dari perspektif konsumen.”

Pencipta buku “Consumer Insights via Ethnography ini juga menyampaikan,  “Disain sebuah inovasi seringkali bukan lahir dari kecanggihan teknologi tinggi, tetapi justru dari mempelajari 'customer pain' yaitu kekecewaan dan ketidakpuasan konsumen akan sebuah produk/jasa. Insights yang tergali dari konsumen langsung akan menunjukkan adanya sebuah peluang baru untuk Inovasi berikutnya di kemudian hari.”

“Prof Chan Kim penulis buku Blue Ocean Strategy dalam sebuah seminar yang saya hadir di dalamnya, secara mengejutkan mengatakan "I hate Innovation'. Bagaimana tidak terkejut, karena beliau adalah seorang konsultan yang mengagungkan Value Innovation dalam buku dan karyanya. Ternyata, beliau belum selesai. Dijelaskannya, "I hate Innovation" ini adalah kiasan yang mengacu pada 'hate' kepada situasi Innovasi yang selalu harus berkaitan dengan teknologi tinggi,” ujar Amalia membagi pengalamannya mengikuti sebuah seminar.

Sangat banyak perusahaan yang memikirkan bahwa Innovation itu selalu harus mengandung teknologi tinggi atau aspek-aspek canggih yang menyertainya. Padahal, menurut beliau, yang harus dilihat ulang sebagai tawaran baru kadangkala merupakan hal yang paling simple dan sederhana tetapi selama ini 'dilewatkan' oleh produsen. Kekecewaan konsumen dalam hal memberikan value tertentu itu perlu disikapi dengan meluncurkan produk baru dengan tambahan "value' tersebut. Disinilah kemudian dikenal dengan istilah ‘Value Innovation, ujar Amalia meneruskan.

IKLAN INFOBRAND.ID

Lalu Apakah penting jika sebuah pemilik Brand atau merek melakukan klaim bahwa inovasi yang dibuatnya itu merupakan inovasi pertama di Indonesia demi mendongkrak penjualan?

Amalia menjawab, “Innovation itu tidak selalu harus yang pertama atau kedua, tetapi yang penting adalah kombinasi value yang ditawarkannya merupakan solusi dari problem-problem yang dirasakan oleh konsumennya. Kedekatan produsen dengan konsumen akan menentukan seberapa dalam pemahaman persoalan konsumen dalam hubungannya dengan produk.”

 “Perusahaan yang menganggap penting konsumennya dikatakan sebagai Consumer-Centric Organization. Ciri-cirinya adalah mempunyai divisi khusus yang disebut Divisi Consumer Experience atau Consumer Insights. Selain itu, para Top level management menaruh perhatian yang serius dalam investasi baik itu dalam bentuk waktu, biaya dan sumber daya manusianya,” tutup Amalia.

Baca berita lainnya di Google News


Share This Article!

Video Pilihan dari INFOBRAND TV

Article Related


Asik, Pokémon Playlab Kini Hadir di Kota Kasablanka

Asik, Pokémon Playlab Kini Hadir di Kota Kasablanka
INFOBRAND.ID, JAKARTA - AKG Entertainment, pemegang lisensi utama brand Pokémon di Indonesia bekerja sama dengan The Pokémon Company men...


Karyawan WINGS Group untuk Dukung Pengurangan Sampah Plastik

Karyawan WINGS Group untuk Dukung Pengurangan Sampah Plastik
INFOBRAND.ID - Yayasan WINGS Peduli ajak masyarakat kurangi sampah plastik dengan kampanyekan #PilahDariSekarang untuk peringati Hari Bumi. Dalam upay...


Kolaborasi dengan Lembaga Kemanusiaan, Tokopedia Permudah Masyarakat Berbagi Kebaikan

Kolaborasi dengan Lembaga Kemanusiaan, Tokopedia Permudah Masyarakat Berbagi Kebaikan
INFOBRAND.ID, JAKARTA - Tokopedia terus mengedepankan kolaborasi dengan berbagai lembaga kemanusiaan untuk mempermudah masyarakat menjalankan ibadah s...


Omega Hotel Management Luncurkan Restoran Cultural Taste of Indonesian,

Omega Hotel Management Luncurkan Restoran Cultural Taste of Indonesian,"Ramela"
INFOBRAND.ID-Omega Hotel Management dengan bangga akan segera meluncurkan restoran terbaru mereka yang menampilkan kekayaan kuliner Indonesia, &q...