Posted by: Dedi Hidayat 13-03-2019 16:07 WIB 2230 viewer
PT The Nielsen Company Indonesia (Nielsen) cukup adaptif melihat perkembangan media di Indonesia. Kami punya layanan Digital Ad Rating dan Total Ad Rating yang cukup untuk mengejar apa yang ada di pasar saat ini. Selain itu kami juga lengkapi layanan Digital Content Rating dan Total Content Rating.
Kami juga sudah bekerjasama dengan 7 platform e-commerce player. Ada Lazada, JD-Id, Alfa-Cart, Hypermart Online, Watson Online, Orami dan Shoppe. Mereka berpartner dengan Nielsen untuk mengukur perkembangannya Sejauh ini penjualan mereka solid double digit.
Akselerasi tren digital semakin kuat karena ini penetrasi baru dan terkait dengan digital consumer behaviour. Dengan adanya media digital, konsumen semakin dimudahkan aksesnya dalam membeli produk. Penetrasi internet pun semakin bagus. Saat ini pengguna internet sudah mencapai 48% dari total penduduk Indonesia. Jumlahnya sudah mencapai 100 juta lebih.
Masyarakat semakin dimudahkan mengakses internet. Dan, sangat menarik bahwa aplikasi online shop saat ini penetrasinya 63%, tertinggi nomor dua setelah social media yang 99% dari pengguna smartphone memiliki aplikasi seperti facebook, instagram dan sebagainya.
Tapi jangan salah! Sampai saat ini penetrasi dari media televisi masih di 95%. Semakin meningkatnya penggunaan media digital menciptakan asumsi media digital mendominasi media konvensional. Tapi belum tentu juga. Contoh! Sekitar 97% Generasi Z (10–19 tahun) masih menonton televisi, 50% mengakses internet, 33% mendengarkan radio, 7% menonton televisi berbayar dan 4% membaca media cetak. Sedangkan Generasi Milenial (20 – 34 tahun), 96% dari mereka menonton televisi dan 58% mengakses internet.
Yang jelas, konsumen di semua generasi sama-sama mengakses internet. Sehingga, kebiasaan multi-screen dengan media digital menjadi suatu hal yang lumrah.
Televisi masih menjadi media pilihan untuk membangun brand. Hanya saja, sekarang ini perilaku penontonnya berubah. Mereka menonton tv sambil bawa handphone. Fenomena dual screen ini terjadi. Mereka terbiasa melakukan dual activities dalam waktu yang bersamaan. Yang dual Screen ini orang berusia 16-29 tahun jumlahnya di atas 96% dari total pemirsa televisi. Sedangkan yang berusia 40 tahun ke atas di atas 82% dari total pemirsa televisi.
Tak berarti budget promosi harus naik karena pasti ada pertimbangan tertentu kapan pasang iklan di tv dan kapan iklan di media digital. Tergantung kepentingannya apa dan target audience siapa dan kategori karakternya seperti apa. Masing-masing brand punya strategi sendiri-sendiri. Bahwa pemilik online services mengalokasikan di media online dengan proporsi lebih tinggi sekitar 10%.
Proporsi tv masih di sekitar 75% dari total spending iklan di tanah air. Sekitar 10% digital, sisanya untuk koran, radio dan iklan out door. Mana yang lebih efektif? Saya tidak berani memprediksi. Yang jelas, yang harus dievaluasi adalah efektifitasnya.
Tak sedikit konsumen yang masih menggunakan Omni Channel --menggunakan dual channel, offline dan online--.Konsumen Omni Channel jumlahnya 56% di tahun 2016. Perilaku konsumen yang pakai Omni Channel ini diantaranya yang membeli barang elektronik . Untuk belanja barang yang cukup bernilai, mereka akan lakukan survey baik melalui online, lalu mereka tetap pergi ke toko juga –offline-- . []