Konvensi Nasional Humas 2018 mengangkat tema khusus mengenai tantangan dan reputasi Indonesia guna mempersiapkan praktisi hubungan masyarakat menjadi humas 4.0. Berbagai sesi diskusi diselenggarakan, seperti Digitalisasi Komunikasi, Inovasi dan Kreatif PR di Era 4.0, serta Ekspektasi CEO Milenial Pada Humas 4.0. Diskusi-diskusi tersebut sangat memberikan sudut pandang yang bermanfaat bagi insan humas di Indonesia.
Vice President Corporate Communication Telkom Indonesia, Arif Prabowo, membuka sesi diskusi dengan mengatakan bahwa Indonesia memiliki sekitar 132 juta media, karena masyarakat Indonesia yang menggunakan media sosial merupakan 132 juta. Dengan adanya media sosial, masyarakat lebih bebas beropini atau menyampaikan berita-berita. Ini yang menurut dia menjadi communication 4.0., cara baru untuk berkomunikasi. Hal ini, lanjut Arif, merupakan tantangan bagi humas 4.0. Humas harus mempelajari perilaku digital and insersi pesan. Tantangan kedua bagi humas 4.0. adalah bahwa campaign itu tidak lagi one message for all; dibutuhkan konten tepat untuk tiap segmen masyarakat. Humas harus melakukan transisi dari massive targeting menjadi micro targeting guna menghadapi era 4.0.
Menanggapi kedua tantangan tersebut tidak mudah, akan tetapi, humas dapat mengambil langkah pertama dengan melakukan transformasi menjadi lebih data driven, atau lebih berbasis data, contohnya dengan menggunakan big data. Big data dapat membantu mengidentifikasi sasaran pesan kunci, waktu untuk menyampaikan informasi, jenis informasi, dan kualitas informasi. Hal-hal ini akan nantinya membantu untuk menentukan respon audiens, memilih kanal yang tepat, dan membuat konten yang lebih kreatif. Arif juga merekomendasi untuk menjadikan milenial sebagai sasaran utama, tidak hanya karena mereka mencakup lebih dari 30% populasi Indonesia, tetapi karena mereka cenderung memiliki brand loyalty yang rendah, merupakan konsumen digital terbesar, memiliki kreativitas tanpa batas, menuntun informasi yang lebih lengkap, dan lebih meinginkan simplisitas dalam penyampaian pesan.
IKLAN INFOBRAND.ID
Hal serupa juga disebut oleh Metta Dharmasaputra, Co-Founder dan CEO katadata.com. Pertumbuhan media digital belum diimbangi dengan jumlah informasi yang berkualitas tinggi. Hal ini mengakibatkan hoax dan informasi menyesatkan meraja lela. Humas dapat berperan aktif di sini dengan menerapkan 2 unsur kunci, berita dan data. Berita-berita yang disampaikan oleh humas harus data driven, atau berbasis data, agar informasi yang tersebar adalah informasi yang paling akurat. Data itu dapat dikemas menjadi berita teks, infogragis, maupun video yang menarik. Humas juga harus perhatikan bahwa inti dari data itu atau masalah dari data itu harus dibuat mudah untuk dimengerti, tanpa menghilangkan esensi dari informasi itu. Menurut dia, infografis adalah kemasan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan ini, karena memiliki dampak yang besar serta dapat di share dengan cepat.
Brand Reputation Manager Google Indonesia, Febrina Herlambang, juga mendapatkan inovasi PR kreatif dari data. Data-data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa 43% pemilik UMKM adalah wanita, namun kontribusi mereka terhadap PDB negara hanya 9.1%. Ini dikarenakan mereka masih belum beralih ke era 4.0. Bisnis yang didukung dengan kehadiran online bisa meningkatkan penghasilan sebesar 80% dibandingan dengan bisnis konvensional, dan dari data-data inilah Google berhasil meluncurkan kampanye #womenwill untuk memberdayakan bisnis UMKM yang dikelola oleh wanita. Kampanye ini merupakan kampanye social marketing humas yang terintegrasi, dan mereka berhasil memilihi ‘hero’ yang tepat bagi kampanye tersebut, yaitu wanita. Kesuksesan kampanye ini juga tidak terlepas dari kolaborasi yang dilakukan Google dengan media, humas pemerintah, dan pihak ketiga.
Diskusi pun beralih kepada ekspektasi CEO milenial terhadap humas 4.0. Kaum milenial merupakan topik populer yang dibahas dalam acara Konvensi Nasional Humas 2018 ini, dan tentunya juga dibahas oleh Marketing Communication Manager Blibi.com, Lani Rahayu, CEO Biofarma, M. Rahman Roestan, serta Public Relations Director Traveloka, Sufintri Rahayu. Sufintri setuju bahwa humas 4.0 harus bisa beradaptasi tak hanya dengan teknologi, tetapi juga dengan generasi milenial. Dia menambah bahwa hampir 90% pekerja di Traveloka adalah milenial. Akan tetapi, kita semua sebenarnya adalah "milenial" karena kita hidup di zaman saat ini yang harus terus beradaptasi dengan kemajuan teknologi informasi. Rahman juga menambahkan yang sama, bahwa lebih dari 50% pekerja di Bio Farma merupakan milenial. Ini tentunya membuktikan bahwa generasi milenial merupakan suatu target yang sangat penting bagi humas 4.0. Ia juga menambah bahwa masyarakat butuh diedukasi mengenai beberapa isu-isu penting, dan di sinilah humas berperan penting. Humas 4.0. dapat memunculkan sistem implementasi yang lebih kuat, serta leadership dari kaum millennial. Kemudian, kolaborasi PR nasional dibutuhkan untuk membentuk global trust, global opportunity, global trade, dan global awareness.
