PT Kalbe Farma Tbk dan entitas anak (“Kalbe” atau “Perseroan”) hari ini mengumumkan laporan keuangan sembilan bulan pertama tahun 2019. Penjualan bersih tumbuh sebesar 7,3% mencapai Rp 16.827 miliar dibandingkan Rp 15.678 miliar pada periode yang sama tahun 2018.
“Kinerja Perseroan sembilan bulan pertama tahun 2019 menunjukkan peningkatan pertumbuhan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Di tengah kondisi yang menantang, Perseroan mampu membukukan pertumbuhan positif, dengan menerapkan kenaikan harga sebesar 3 - 5% secara selektif pada produk nutrisi,” kata Bernadus Karmin Winata, Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan Kalbe. “Ke depan, kami tetap optimis akan perbaikan kondisi ekonomi Indonesia dan kinerja Perseroan. Di tengah kondisi yang menantang, kami melanjutkan strategi untuk mendorong inovasi sebagai penggerak pertumbuhan di masa mendatang. Kami juga berupaya mengambil langkah-langkah perbaikan seperti pengendalian biaya dan peningkatan kualitas.“
Laba kotor tercatat sebesar Rp 7.763 miliar, meningkat sebesar 3,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Rasio laba kotor terhadap penjualan mengalami penurunan menjadi 46,1% dari 47,7% pada periode sembilan bulan tahun lalu, terutama disebabkan oleh portfolio produk.
Laba sebelum pajak mencapai Rp 2.574 miliar, atau setara dengan 15,3% terhadap penjualan bersih. Laba sebelum pajak meningkat sebesar 6,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Perseroan akan terus mengelola efektivitas penjualan dan pemasaran, serta memonitor biaya-biaya operasional lainnya, untuk mempertahankan pertumbuhan laba sebelum pajak.
Marjin laba bersih relatif stabil sebesar 11,4% dengan nilai sebesar Rp 1.915 miliar, atau bertumbuh sebesar 6,2% dibandingkan Rp 1.804 miliar pada periode sembilan bulan tahun lalu. Pertumbuhan laba bersih terutama disebabkan oleh meningkatnya penjualan dan efisiensi di dalam mengelola biaya operasional.
Dengan mempertimbangkan situasi Rupiah yang cukup stabil serta kondisi kompetisi di pasar, Perseroan mempertahankan target pertumbuhan penjualan bersih sebesar 6% - 8% dengan proyeksi pertumbuhan laba bersih pada kisaran yang sama. Target marjin laba sebelum pajak ditetapkan stabil pada tingkat 14,5% - 15,5%. Perseroan juga mempersiapkan anggaran belanja modal sebesar Rp 1,5 – 2,0 triliun yang akan digunakan untuk perluasan kapasitas produksi & distribusi, transformasi digital dan produk biologi . Rasio pembagian dividen ditingkatkan pada kisaran 45% - 55%, dengan memperhatikan ketersediaan dana dan kebutuhan pendanaan internal.