INFOBRAND.ID – Bisnis minuman teh ala Thailand atau thai tea sampai saat ini masih terus diminati oleh para pelaku usaha minuman tanah air. Tawaran kemitraan pun tak pernah putus dan terus bermunculan. Salah satunya KAKO Thai Tea besutan Shuma Pradana.
KAKO Thai Tea langsung ‘tancap gas’ melebarkan sayap bisnisnya di tengah ketatnya persaingan bisnis minuman asal Negeri Gajah Putih tersebut. Terbukti, sejak awal berdiri (2017) sampai saat ini, KAKO Thai Tea sudah memiliki hampir 500-an outlet yang tersebar dari Aceh sampai Papua.
“Ketika produk sudah memiliki ciri khasnya sendiri, maka akan selalu menjadi pilihan utama yang kuat bagi calon mitra dan konsumen. Selain itu, kami juga menawarkan varian minuman yang banyak serta tim manajemen solid dan berpengalaman dibidang F&B. Sehingga kami dapat menimimalisir risiko untuk mitra yang bergabung,” ujar Shuma seperti dikutip INFOBRAND.ID dari Franchiseglobal.com.
Shuma mengatakan, ekspansi outlet yang terbilang massive ini membuat dirinya berkomitmen untuk terus menjaga kualitas brand dan produknya.
“Kebanyakan brand yang hanya menjual paket usaha terkesan hit and run. Ketika mitra sudah bergabung, franchisor lepas tangan. Nah di KAKO kami pastikan tidak ada model yang seperti itu,” katanya.
Berbagai penghargaan bergengsi pun telah berhasil diraih KAKO Thai Tea seperti Franchise Start Up Award 2017, TOP Business Opprtunities 2018, The Most Promising Brand 2018 dan Most Innovative Brand 2018 dan Rising Business 2018.
Ada dua paket kemitraan yang ditawarkan oleh KAKO Thai Tea yakni paket booth express senilai Rp30 juta dan paket booth island senilai Rp100 juta. Dengan nilai tersebut, mitra akan mendapatkan seluruh perlengkapan paket usaha. Artinya mitra tinggal siap jualan saja.
Tidak ada royalti fee yang dibebankan ke mitra. Hanya saja, mitra wajib mengambil bahan baku dari pusat untuk lebih memudahkan mitra.
Perkiraan omset bisa mencapai Rp36 juta dalam sebulan dengan rata-rata penjualan mencapai 68 cup minuman yang range harga jualnya Rp18 ribuan. Dengan begitu, dalam rentang dua bulan hingga maksimal satu tahun, mitra sudah bisa balik modal. [ded]