Obat anti mabuk, Antimo kian menorehkan prestasi kinerja nya dengan meraih penghargaan Indonesia Digital Popular Brand 2022. Setelah 50 tahun berdiri, produk ini perkembangan bisnisnya di semester I melesat hingga lebih dari 80 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, di mana kontribusi terbesar disumbangkan oleh Antimo Tablet sedangkan sisanya oleh Antimo Anak.
Sigit Subiyanto, Product Manager Antimo menjelaskan 2019 silam Antimo baru memfokuskan produknya ke ranah digital. Bahkan saat itu produknya masih belum awareness, saat itu jika di persentasekan hanya 18%. Lalu selama saat pandemic Antimo semakin intens dan massif untuk kegiatan promosi, dan di tahun ini pertumbuhan itu terlihat dan semakin berkembang.
Dari sisi pemasaran, sudah banyak stratetgi yang dijalankan agar Antimo dekat dengan masyarakat dan mudah didapatkan. Misalnya, memanfaatkan media digital atau marketplace, atau rajin melakukan aktivasi merek ke kampus, sekolah, atau perkantoran. Sebelum pandemi Covid-19, umpamanya, Phapros membuat program Goes to Campus, Goes to Office, juga ke sekolah-sekolah yang bertujuan mendekatkan brand kepada masyarakat.
Dengan cara tersebut, perusahaan ini bisa mengetahui apa yang diinginkan kaum milenial. Misalnya, melakukan pembaruan pada jingle Antimo untuk menggaet pasar milenial sehingga jingle Antimo ada dua, yaitu yang lama (tetap dipertahankan) dan yang baru. “Berdasarkan survei, saya melihat bahwa kaum milenial lebih suka jalan-jalan dibandingkan berinvestasi, maka otomatis bagaimana supaya jalan-jalan mereka nyaman, mereka mengonsumsi Antimo
Ia menilai tantangan yang muncul dalam pengembangan Antimo adalah kuatnya brand image sebagai obat mabuk perjalanan dan pesaing tidak langsung ada yang memiliki benefit yang beririsan dengan Antimo. Tantangan lain yang dihadapi dalam melakukan perubahan adalah dari sisi SDM.
“Awalnya, bagaimana bisa mengubah dan beradaptasi dengan lingkungan yang ada saat ini. Dengan melakukan digitalisasi yang agak sedikit dipaksa saat ini, sekarang semua orang sudah ke digital. Jadi, ada positifnya Covid-19 ini karena semuanya dipaksa untuk menjadi digital,” katanya.
Pengembangan produk Antimo saat ini berada pada fase peremajaan produk. Riset pasar sedang dilakukan untuk menggali keinginan dan ketertarikan calon pelanggan Antimo di usia yang lebih muda. Proses ini diharapkan selesai pada awal 2021. Jika hasil riset merekomendasikan proses rejuvenasi, produk rejuvenasi pun akan diluncurkan pada 2022 saat ulang tahun emas Antimo.