Kemitraan antara Indonesia dan Denmark semakin diperkuat dengan berkunjungnya Perdana Menteri Denmark, Lars Løkke Rasmussen, ke Indonesia 27-29 November 2017. Kunjungan tersebut menekankan semua elemen yang ada dalam kemitraan.
Mengunjungi Museum Bahari Jakarta, Perdana Menteri bersama dengan Menteri Koordinator Kemaritiman Indonesia, Luhut B. Pandjaitan, berkesempatan menyaksikan penandatanganan resmi kontribusi Denmark untuk Oceans, Marine Debris and Coastal Resources Multi-Donor Trust Fund (OMC-MDTF). Kontribusi sebesar 5,5 juta kroner Denmark atau setara dengan Rp 11.8 milyar ditandatangani Country Director Bank Dunia, Rodrigo A. Chaves, selaku pihak yang dipercayai memegang dana perwalian, dan Duta Besar Denmark untuk Indonesia, Rasmus Abildgaard Kristensen. Kontribusi ini sejalan dengan dukungan berkelanjutan Denmark untuk tata kelola limbah dan ekonomi sirkular di Indonesia.
Perdana Menteri Lars Løkke Rasmussen menyatakan, "Seperti Indonesia, Denmark memiliki sejarah maritim yang panjang. Itu sebabnya kami sangat tertarik untuk mendukung Agenda Kelautan Indonesia. Kami bangga menjadi negara pertama yang memberikan dukungan kepada OMC-MDTF karena bagi kami sudah saatnya inisiatif ini hadir untuk mengurangi timbunan sampah di laut dan memperbaiki tata kelola kelautan di Indonesia. Sebagian besar timbunan sampah di laut berasal dari sampah padat yang dibuang tanpa memperhatikan aspek-aspek lingkungan dari kota-kota pesisir yang terus bertumbuh cepat, sehingga ini menjadi tantangan yang perlu segera diatasi di masa depan dalam masalah pengelolaan limbah padat yang lebih baik. Denmark telah bekerja sama dengan Indonesia dalam memperbaiki pengelolaan limbah perkotaan, termasuk limbah ke energi, dan akan terus berlanjut di masa depan."
OMC-MDTF akan menjadi landasan perlindungan laut di Indonesia. Landasan ini akan meningkatkan inisiatif dan investasi yang ada untuk memperbaiki pengelolaan limbah padat di kota-kota pesisir untuk mengurangi limbah plastik dan limbah lainnya di laut. Laut Indonesia merupakan sumber makanan dan gizi yang signifikan, juga mata pencaharian, serta berkontribusi penting terhadap perekonomian nasional. Timbunan sampah di laut dan degradasi kawasan pesisir yang terus berlanjut membahayakan keamanan pangan dan juga pariwisata laut, serta mengancam ketahanan pesisir Indonesia terhadap erosi pantai.
Sebagai tanggapan, Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut B. Pandjaitan, mengatakan, "Mencapai pertumbuhan ekonomi kelautan yang berkelanjutan dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan laut dan timbunan sampah di laut sangat penting dalam agenda kami. Pemerintah telah berkomitmen untuk mengalokasikan dana sebesar 1 miliar dolar AS selama 5 tahun dan mengumpulkan lebih banyak sumber daya untuk menangani masalah laut dan isu-isu terkait, termasuk peningkatan kapasitas pengelolaan limbah padat kota-kota pesisir di seluruh negeri. Oleh karena itu, kami sangat menghargai dukungan masyarakat internasional, sebagaimana ditunjukkan dengan jelas oleh Denmark hari ini, karena akan melanjutkan Agenda Kelautan Nasional berikut program-programnya."
”Penandatanganan yang saya saksikan hari ini, menunjukkan hubungan dan kerjasama yang kuat antara Indonesia, Denmark, dan Bank Dunia dalam menangani masalah kelautan. Kami bekerja sama dalam melakukan pemeriksaan cepat terhadap tumpahnya sampah plastik ke laut di 18 kota besar, menengah dan kecil di seluruh Indonesia dan juga melakukan pertemuan puncak sampah plastik laut, sebuah acara yang memberikan dasar yang kuat dalam pengembangan Rencana Aksi Nasional Indonesia untuk Pengambilan Sampah Plastik Laut. Saya sangat berharap kerjasama kami dengan mitra internasional akan memberikan kontribusi positif terhadap Agenda Kelautan Indonesia dan aksi kegiatan masyarakat Indonesia untuk membalikkan keadaan buruk yang tengah terjadi di lautan dunia.”
Country Director Bank Dunia, Rodrigo A. Chaves mengungkapkan, ”Wilayah laut dan pesisir Indonesia memainkan peran yang sangat penting dalam perkembangan ekonomi dan budaya bangsa, khususnya sebagai sumber pendapatan dan mata pencahariaan bagi jutaan masyarakat Indonesia yang bergerak di bidang perikanan, pariwisata. Namun demikian, sumber daya ini saat ini sedang terancam dikarenakan berbagai permasalahan lingkungan termasuk sampah laut. Saat ini, dari 1.3 ton dari sampah yang terbuang di perairan Indonesia, 80% berasal dari sampah yang tidak dikelola dengan baik di tingkat kota. Oleh sebab itu kami sangat senang dapat bekerjasama dengan Pemerintah Denmark dalam mendukung Kebijakan Maritim Indonesia melalui dampingan teknis dan pembangunan kapasitas, koordinasi multi sektor dan melakukan berbagai upaya uji coba yang inovatif dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut. OMC MDTF akan membangun sinergi dengan dengan program dukungan Bank Dunia lainnya termasuk dalam memperbaiki pengelolaan sampah yang dilakukan di beberapa kota di Indonesia.”
OMC-MDTF akan memberikan dukungan strategis untuk keseluruhan Agenda Kelautan Indonesia di bawah tiga pilar utama. Pertama, dukungan untuk memperbaiki keseluruhan perencanaan, koordinasi, kebijakan dan pembiayaan strategi kelautan pemerintah yang luas. Kedua, mengurangi timbunan sampah di laut melalui dukungan terhadap Rencana Aksi Nasional tentang timbunan sampah laut. Ketiga, meningkatkan ketahanan sumber daya pesisir dan kelautan, dengan fokus prioritas utama pada hutan bakau.
Selain Denmark, Pemerintah Norwegia juga menyediakan dana untuk OMC-MDTF.