Mengintip Peluang Bisnis Kuliner Indonesia di Luar Negeri
Posted by: Dedi Hidayat | 23-06-2020 11:47 WIB | 4378 views
JAKARTA, INFOBRAND.ID – Bisnis kuliner Indonesia ternyata tidak hanya digemari oleh penduduk lokal saja. Di luar negeri banyak ditemukan restoran-restoran yang menyediakan masakan Asia khususnya Indonesia. Salah satunya adalah Restoran Mas Surabaya di Belanda milik Yusuf Wibisono.
Saat menjadi narasumber dalam acara Business Talk on Friday (BTF) akhir pekan lalu yang dimoderatori oleh Amak Yaqoub, PhD Candidate Rijksuniversiteit Groningen, Yusuf yang basicnya sebagai seorang perawat itu mengaku sudah 5 tahun membuka bisnis kuliner di negeri Kincir Angin tersebut.
“Awal ke Belanda itu tahun 2010 dalam program perawat. Tapi mulai buka restoran itu tahun 2015,” ucap Yusuf melalui video conference.
Alasan Yusuf membuka bisnis kuliner di Belanda lantaran melihat potensinya yang begitu besar. Menurutnya, tak sedikit warga lokal yang suka dengan masakan Indonesia. Sehingga dia dan istri memutuskan untuk membuka usaha kuliner disana.
“Kebetulan saya dan istri hobi masak. Terus peluangnya di Belanda juga bagus. Karena kebetulan juga disini cuma ada 2 restoran Indonesia, jadi peluang saya untuk berkembang itu besar sekali,” terang Yusuf dalam diskusinya dengan Dr. Gancar C. Premananto, CMA selaku Ketua Program Magister Manajemen FEB Universitas Airlangga yang saat itu juga menjadi narasumber BTF.
Untuk membuka restoran di Belanda, Yusuf mengaku telah menghabiskan dana sebesar 50 ribu euro atau sekitar 800 jutaan. Nilai tersebut sudah termasuk perijinan buka usaha, sewa tempat serta membeli peralatan masak dan bahan baku awal.
Soal bahan baku, Yusuf mengatakan kalau dirinya sudah menjalin kerjasama dengan supplier-supplier lokal, sehingga dirinya tidak perlu impor dari Indonesia. Adapun menu-menu khas Indonesia yang ia jual di Belanda seperti nasi campur, gado-gado, soto, bakmi, nasi goreng, nasi kuning, rendang, sayur lodeh dan masakan lainnya.
“Awalnya kita survei dulu restoran Indonesia yang ada disana. Apa saja yang laku. Karena memang harus banyak pilihannya. Dan disini yang beli hampir 90% warga Belanda. Untungnya masakan kita sudah banyak dikenal mereka. Jadi tidak terlalu sulit untuk menjualnya,” tutupnya.
Baca berita lainnya di Google News