Susu kemasan adalah susu yang pengemasannya dilakukan dengan proses pemanasan singkat. Proses pemanasan singkat ini sering disebut dengan istilah UHT kependekan dari Ultra High Temperature.
Susu yang pengemasannya dengan teknologi tersebut diolah dengan suhu tinggi sekitar 135 sampai 145 derajat Celcius selama 2-5 detik saja.
Mengapa susu itu harus dipanaskan dengan suhu tinggi dan dalam waktu singkat?
Karena pemanasan dengan suhu tinggi itu berguna untuk membunuh seluruh mikroorganisme (pembusuk maupun patogen) dan spora. Ketika bakteri susu sudah mati, susu bisa disimpan dalam ruangan jauh lebih lama tanpa harus terkena bakteri pembusuk yang dapat menurunkan atau bahkan merusak kualitasnya.
Proses yang cepat ini sendiri, tidak hanya bersifat melindungi zat gizi yang terdapat dalam susu saja, tetapi juga sangat efektif untuk membunuh mikroorganisme yang terkandung dalam susu. Makanya, susu dalam kemasan atau UHT ini tidak butuh bahan pengawet.
Proses Pengolahan Susu UHT
Pada proses pengolahan susu UHT dikenal dua tipe pemanasan:
- Tipe pemanasan langsung (direct heating)
Pada tipe ini, terjadi pencampuran antara susu dan uap panas, baik dalam bentuk injeksi uap panas pada susu ataupun injeksi susu ke dalam uap panas. - Tipe pemanasan tidak langsung (indirect heating).
Untuk proses ini, tidak terjadi kontak antara uap panas dengan susu, biasanya banyak digunakan pada berbagai jenis “Plate Heat Exchange” (PHE).
Nah, proses pengolahan susu kemasan yang sering diterapkan di industri pengolahan susu meliputi proses berikut ini.
1. PENCAMPURAN
Tahap ini adalah awal dari proses pembuatan susu kemasan. Di sini susu dicampur dengan bahan penunjang, seperti gula, bahan penstabil (stabilizer), bahan pemberi cita rasa (flavor) dan pewarna.
2. TERMISASI
Merupakan tahap susu dipanaskan pada suhu rendah sebelum di pasteurisasi. Pada tahap ini susu mulai dipanaskan hingga suhu sekitar 65 derajat Celcius dalam waktu beberapa detik
3. PASTEURISASI
Tahap pasteurisasi pada proses pembuatan susu yakni dengan jalan memanaskan susu pada suhu sekitar 80 – 90 derajat Celcius selama beberapa detik tujuannya membebaskan susu dari mikrobia patogen sehingga susu aman untuk dikonsumsi.
4. HOMOGENISASI
Proses homogenisasi susu dilakukan pada tekanan sekitar 2900 psi, tujuannya menyeragamkan besarnya globula – globula lemak susu.
5. STERILISASI
Merupakan proses pemanasan utama pembuatan susu kemasan. Tujuan utamanya adalah membunuh seluruh bakteri baik pathogen maupun non pathogen dan menurunkan jumlah spora bakteri agar susu dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama tanpa pendinginan.
6. REGENERASI
Proses pendinginan susu setelah sterilisasi . Pada tahap ini suhu susu diturunkan hingga suhu 28 derajat Celcius.
7. PENGISIAN (FILLING)
Merupakan tahap akhir proses pembuatan susu kemasan. Pada tahap ini susu steril yang dihasilkan segera dikemas melalui tahap “filling” ke dalam wadah yang disediakan dan telah disterilkan.
Susu yang dikemas dengan menggunakan teknologi aseptik ini bisa disimpan dalam suhu ruang selama berbulan-bulan, asalkan kemasannya tidak rusak atau belum dibuka sama sekali. Setiap kemasan aseptik multilapis itu disterilisasi lagi satu per satu secara otomatis sebelum diisi dengan susu.
Proses tersebut secara otomatis dilakukan hampir tanpa adanya campur tangan manusia sehingga menjamin produk yang sangat higienis dan memenuhi standar kesehatan internasional.
Kadar gizi susu dalam kemasan juga hampir sama dengan susu murni yang langsung diambil dari sapi, yakni kaya akan protein, lemak, karbohidrat, mineral, enzim-enzim lainnya, gas dan juga vitamin A, C dan D. Semua itu terkemas dalam jumlah yang memadai.
Makanya, susu dalam kemasan ini aman dikonsumsi oleh semua kalangan termasuk anak-anak yang berusia di atas satu tahun sebagai makanan pendamping, anak remaja yang dalam masa pertumbuhan, lansia dan para wanita yang membutuhkan banyak asupan kalsium untuk memerangi osteoporosis.