INFOBRAND.ID, JAKARTA - PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) mengumumkan, telah menjual rokok sebanyak 39,9 miliar batang pada semester I- 2024, atau menurun 2,7 persen year on year (yoy) dibanding semester I- 2023 yang sebanyak 40,5 miliar batang.
Di sisi lain, penjualan rokok secara keseluruhan di Indonesia meningkat 3,1 persen (yoy) menjadi sebanyak 145,5 miliar batang pada semester I-2024, dibandingkan sebelumnya sebanyak 141,4 miliar batang pada semester I-2023.
Presiden Direktur HMSP Ivan Cahyadi mengungkapkan, keberhasilan perseroan dalam mempertahankan kepemimpinan di industri tembakau nasional ditunjang oleh inovasi pada keseluruhan portofolio.
"Inovasi ini mencakup peluncuran merek baru, baik di segmen rokok maupun di segmen produk tembakau inovatif, serta penambahan fasilitas produksi Sertifikat Keterampilan (SKT),” kata dia dalam Paparan Publik di Hotel Ritz Carlton Jakarta, Senin (29/7/2024).
Seiring penjualan yang telah dibukukan, market share perseroan tercatat ikut menurun 1,5 persen (yoy) dari sebelumnya sebesar 29,8 persen pada semester I-2023 menjadi sebesar 27,3 persen pada semester I-2024.
Selanjutnya, dari hasil penjualan tersebut, perseroan membukukan pendapatan bersih senilai Rp57,8 triliun, dan menghasilkan laba bersih senilai Rp3,3 triliun pada semester I-2024
"Perseroan membuka dua pabrik SKT dan menambah lima Mitra Produksi Sigaret (MPS), serta kinerja ekspor dengan nilai mencapai lebih dari 100 juta dolar Amerika Serikat (AS) hingga semester I- 2024," ujarnya.
Meskipun pendapatan bersih meningkat 3 persen (yoy), menurut Ivan, volume penjualan dan laba bersih perseroan masing-masing menurun 3 persen (yoy) dan 11,6 persen (yoy) dibandingkan semester I- 2023.
Kinerja industri hasil tembakau, diakataknnya, masih penuh tantangan yang dipengaruhi oleh dinamika pasar, meskipun pertumbuhan ekonomi relatif stabil, daya beli konsumen dewasa secara keseluruhan cenderung melemah.
“Tantangan industri hasil tembakau juga ditambah dengan tekanan kenaikan tarif cukai sebesar dua digit jauh di atas tingkat inflasi, dan semakin melebarnya jarak tarif cukai antar segmen.” pungkasnya.