Pada akhir pekan lalu, pameran Franchise & License Expo Indonesia (FLEI) 2019 telah usai digelar. Acara yang berlangsung di Jakarta Convention Center, Senayan, pada 13-15 September 2019 itu disebut-sebut sebagai expo franchise, kemitraan, dan lisensi terbesar di regional ASEAN, bahkan Asia. Tercatat, tak kurang 350 brand dari 20 negara ikut ambil bagian pada perhelatan tahunan tersebut.
Pada momen tersebut, Redaksi berkesempatan mewawancarai Troy Franklin, Chief Operating Officer dari World Franchise Associates, sebuah organisasi nirlaba global yang fokus pada pengembangan franchise dunia. Berikut adalah petikannya.
IKLAN INFOBRAND.ID
Bagaimana agar franchise sukses dalam era milenial?
Milenial era adalah berbicara tentang masa depan. Franchise harus berfikir bagaimana untuk bisa meraih masa depan dan bisa mengkoneksikan usaha mereka dengan customer, serta membuktikan bagaimana mereka bisa terhubung dengan para pekerjanya.
Hal lain yang perlu anda ketahui adalah customer dan juga pekerja saat ini adalah mereka yang berasal dari era milenial. Saya pikir solusinya adalah dengan membawa sentuhan teknologi pada usaha kita, termasuk mempekerjakan pegawai yang mengerti tentang milenial. Jika yang bekerja pada anda adalah para pekerja berumur dan mereka tidak mengerti milenial, maka akan sulit untuk bisa membuat hubungan atau koneksi dengan mereka (milenial).
Apa yang harus perusahaan lakukan untuk dapat meng-grab milenial agar bisnisnya dapat berkembang?
IKLAN INFOBRAND.ID
Saya rasa ini sangat bergantung dengan caranya masing-masing. Beberapa produk perusahaan tidak sesuai dengan kharakteristik milenial dan lebih cocok untuk generasi yang lebih tua. Tetapi, jika produk anda mempunyai target pasar milenial maka anda harus menggunakan format iklan yang bersifat nonkonvensional.
Jangan menggunakan iklan berlebih pada billboard, TV, atau radio. Milenial saat ini mempunyai kecenderungan untuk mengggunakan teknologi yang bersifat high-end, seperti layanan musik pada gawai IPhone, sosial media, dan sebagainya. Mereka mempunyai kecenderungan untuk menggunakan telepon seluler dalam segala aktivitas. Jadi, harus yang bersifat nontradisional dalam berpromosi, bisa di Instagram, Twitter, Linkedin atau Facebook.
Seberapa penting penggunaan media digital oleh perusahaan untuk meningkatkan bisnisnya?
Setiap tahun banyak pembuktian bahwa penggunaan media digital dapat meningkatkan bisnis. Pengguna media ini pertumbuhannya semakin meningkat dari waktu ke waktu. Apabila anda tidak memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan media digital, sosmed, dan juga omni channel marketing, maka akan sulit untuk tetap relevan dengan perkembangan pasar saat ini.
IKLAN INFOBRAND.ID
Di Indonesia, sektor food and beverage menjadi sektor utama dalam industri franchise, bagaimana anda melihat kondisi tersebut?
Food and beverage (F&B) adalah sektor asal dan paling original dari industri franchise itu sendiri. Bahkan, beberapa produsen f&b di industri franchise saat ini sudah berumur 60-70 tahun. Indikasi tersebut bisa dilihat dari pemain pada sektor ini di Indonesia, dimana McDonalds atau pun KFC mungkin menjadi salah satu franchise paling lama dengan eksistensi 30-40 tahun disini. Tentu saja, banyak lagi jenis usaha sejenis di Indonesia, dan jangan lupa setiap orang butuh makan.
Disamping itu, saya melihat terdapat beberapa sektor yang sangat potensial, diantaranya adalah sektor pendidikan atau sektor terkait lain yang related dengan proyek-proyek anak usia belajar. Anda bisa lihat, Indonesia memiliki populasi generasi muda yang sangat besar, banyak juga para orang tua yang menghabiskan cukup banyak uang untuk pendidikan anak-anak mereka.
IKLAN INFOBRAND.ID
Sektor jasa, khususnya pengiriman, berkembang luar biasa cepat dalam lima tahun belakangan ini di Indonesia, bagaimana anda melihat fenomena tersebut?
Para genarasi muda ingin menyelesaikan segala urusan mereka dengan lebih efisien. Perlu diingat mereka juga nampaknya tidak ingin menyelesaikan urusan layaknya cara orang tua mereka, seperti menyimpan nomor tukang ledeng atau pun pekerja karpet rumah dalam catatan yang ditempel pada dinding kulkas.
Saat ini milenial menyelesaikan segala urusan mereka dengan smartphone di tangan kemudian go online dan mendapatkan solusi di google.
Anda mempunyai pengalaman lebih dari 25 tahun dalam industri franchise, apa yang menjadi critical issues pada sektor ini?
Setiap bisnis franchise itu berbeda-beda. Tetapi, menurut saya yang paling penting adalah bagaimana memahami bahwa bisnis ini adalah “People Business”. Ini adalah hubungan bisnis.
Franchise dari luar negeri dengan franchise lokal bagaikan sebuah pasangan, anda akan menghabiskan waktu dalam bisnis ini paling tidak dalam kurun waktu 20 tahun. Nah, dalam 20 tahun itu jika anda mempunyai anak, maka anak tersebut akan tumbuh hingga dewasa. Untuk itu, para pelaku franchise harus saling berkolaborasi satu sama lain. Kalian harus bekerjasama sebagai rekan dan saling menghormati. Bahkan, bila bisnis anda bisa menghasilkan uang namun tidak mempunyai sifat seperti yang saya sebutkan, maka anda tidak bisa mempunyai hubungan yang baik dalam bisnis anda.
Anda telah menjelajahi sekitar 70 negara dari berbagai regional di dunia, menurut anda apa yang menjadi ciri khas dari franchise Indonesia?
Saya rasa, anda di Indonesia, mempunyai faktor sosial-ekonomi yang baik, dan ini dapat menjadi modal bagus untuk menjadi populer. Populasi disini sangat besar, belasan ribu pulau dari Sumatera hingga Papua, jarak yang hampir sama seperti dari Pantai Timur Amerika ke Pantai Barat.
Dari brand-brand franchise Indonesia yang saya ketahui, saya yakin salah satu dari mereka akan meraih sukses di mancanegara, mungkin bisa dari franchise f&B, service atau jasa. Di dalam negeri sendiri anda mempunyai market yang sangat besar. Sektor franchise juga sudah cukup lengkap, ada pertanian, toko ritel, toko serba ada, dan sebagainya.
Franchise-franchise yang bisa mengisi peluang tersebut yang akan meraih banyak keberhasilan. Sangat baik mempunyai restoran mewah, tetapi anda hanya akan menangkap sedikit peluang. Tetapi jika anda mempunyai toserba, apotek, ataupun kios usaha maka anda bisa memilikinya hingga ribuan.
Dalam pandangan anda, bagaimana kondisi industri franchise dunia tahun ini?
Anda tahu, cukup sulit untuk memberikan outlook terkait hal tersebut. Banyak faktor yang mempengaruhi, seperti Brexit, perang dagang China-AS, hingga stagnasi harga minyak dunia dalam beberapa tahun belakangan. Tidak ada satu faktor yang bisa menjadi acuan untuk keseluruhan di dunia.
Akan tetapi, yang bisa saya beri tahu kepada anda adalah jika konsumsi masyarakat bagus, maka hal tersebut membantu franchise dalam berkembang. Dan sebaliknya, jika rate konsumsinya buruk itu akan menjadi situasi sulit bagi industri franchise.
Menurut anda, sektor franchise apa dari Indonesia yang bisa sukses di luar negeri?
Menurut saya anda tidak bisa membatasi sektor apa yang punya peluang itu. Tetapi, jika saya harus mengatakannya secara spesifik maka restoran punya potensi untuk sukses. Restoran disini memiliki keunikan dan sangat banyak jenisnya. Itu bisa jadi modal untuk memulai ekspansi ke luar negeri dengan membawa rasa khas/tradisional, karena tentu saja hanya orang Indonesia yang bisa. Makanan seperti nasi Padang, sate, nasi goreng adalah contoh beberapa menu yang sudah cukup dan terkenal, dan itu bisa menjadi peluang anda.
Apa harapan anda untuk industri franchise di Indonesia?
Harapan saya adalah pemerintah, swasta, serta asosiasi dapat menyadari bahwa industri franchise bisa menjadi salah satu kontributor terhadap perekonomian. Franchise juga dapat membantu para pengusahan kecil dan menengah untuk tumbuh dan meraih kesuksesan.
Kemudian, saya juga berharap para pihak yang saya sebutkan tadi dapat bersama-sama untuk meningkatkan standar dan pendidikan terkait industri franchise. Sehingga, Indonesia dapat dikenal seluruh dunia sebagai salah satu pemain utama franchise global.
