Posted by: Dedi Hidayat 13-03-2019 15:20 WIB 3058 viewer
Satu dekade terakhir terjadi perubahan behaviour masyarakat atas akses perolehan informasi. Media digital belakangan ini menjadi source utama masyarakat dalam memperoleh informasi. Sinyalemen tersebut terlihat dari makin melorotnya tiras sejumlah media cetak. Bahkan industri media mulai melakukan transformasi dengan memanfaatkan teknologi digital sebagai instrumen menyampaikan informasi.
Teknologi informasi merubah peradaban manusia. Bila dulu untuk mendapat informasi peristiwa hari ini, baru esok harinya masyarakat dapat mengetahuinya. Kini eranya telah berubah. Gelombang informasi membuat masyarakat berselancar dengan teknologi internet (cyber) dengan begitu cepat. Dunia bagaikan global village yang berada di genggaman tangan.
Fenomena demikian berimplikasi pada perubahan pola dalam membangun brand. Bila pada gelombang ke-3 informasi, para pelaku usaha membangun brand dengan mengandalkan kekuatan iklan melalui media massa, seperti cetak, elektronika (tv dan radio) dan media luar ruang. Pada era itu, brand-brand yang masuk kategori top of mind sulit digeser dengan brand pendatang baru.
Namun demikian, pakem tersebut tidak selamanya benar. Memasuki era gelombang ke-4 dengan teknologi digital merontokkan konsep dalam membangun brand. Betapa tidak, saluran informasi – sebagai salah satu kekuatan instrumen membangun brand, membuat para pemilik brand dituntut kepiawaiannya berakrobatik menyusun langkah pemasarannya untuk memenangkan pasar.
Saat ini menurut laporan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), sepanjang tahun 2017 lebih dari 50 persen atau sekitar 143 juta orang telah terhubung jaringan internet. Kepemilikan smartphone terus meningkat. Tak kurang kini pengguna smartphone di Indonesia mencapai 100 juta jiwa. Tren demikian memberikan perubahan yang sangat signifikan terhadap perilaku konsumen. Perubahan perilaku tersebut terutama didorong oleh perkembangan media sosial, e-commerce, dan sharing economy.
Pun pembahasan konsep membangun brand di kalangan generasi milenial seperti sekarang semakin luas. Banyak hal yang perlu dikaji kembali. Misalnya, unsur-unsur best brand dengan mempertimbangkan kondisi sekarang. Dulu, konsumen banyak dipengaruhi oleh iklan tv maupun cetak sehingga porsi brand awareness dan ad awareness tinggi. Sekarang hal itu bergeser. Kontribusi ad awareness tidak sebesar dulu lagi dalam menyumbang penilaian merek-merek terbaik.
Setiap tahun muncul brand-brand champion di setiap kategori produk/jasa. Kinerja brand mereka diapresiasi berbagai lembaga riset dan media. Berangkat dari hal tersebut, INFOBRAND.ID menggagas, Annual Brand Catalogue “500 Brand Champions” di Indonesia.
Annual Brand Catalogue “500 Brand Champions” merupakan rujukan brand selama satu tahun terakhir dan sebagai arena publikasi brand . Bagi calon konsumen, kehadiran Katalog ini memudahkan mereka dalam memilih produk.
Di sini akan diungkap bagaimana mereka menjadi juara. Ada sisi insight digabungkan dengan profile masing-masing pemilik brand. Tentang bagaimana mencapai keberhasilan? Bagaimana upaya membangun brand sejak berdirinya? Seperti apa kegiatan pemasaran offline dan bagaimana aktifitas digital marketingnya? Dan seterusnya, hingga ditemukan bahwa brand tersebut benar-benar layak disebut CHAMPION.[]