INFOBRAND.ID- Emiten ritel PT Ace Hardware Indonesia Tbk. (ACES) menjadi penghuni baru indeks LQ45 setelah Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan evaluasi mayor untuk periode Februari—Juli 2023. Hal ini diharapkan makin meningkatkan optimisme investor pada saham emiten Grup Kawan Lama itu.
Head of Corporate Communications Ace Hardware Indonesia Melinda Pudjo mengatakan manajemen menyambut hasil evaluasi ini dengan rasa antusias dan positif. Antusiasme ini tidak lepas dari keberhasilan ACES dalam menjaga optimisme pelanggan dan pemangku kepentingan di tengah tahun 2023 yang penuh tantangan. Melinda mengatakan isu inflasi, penurunan daya beli, hingga ancaman resesi mewarnai bisnis ritel pada 2023.
“Dengan ACES masuk ke dalam indeks LQ45, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap akselerasi pemulihan industri ritel,” kata Melinda.
Dia mengatakan ACES berencana menambah 10 toko—15 toko pada 2023 dan akan melanjutkan inovasi dalam menghadirkan produk dan layanan yang kreatif dalam mencapai pertumbuhan kinerja. “Tentunya hal tersebut diharapkan mampu menjadi katalis positif yang meningkatkan keyakinan dan optimisme bagi para investor baik lokal maupun asing terhadap keberlanjutan bisnis ACES,” lanjutnya.
Saham ACES terpantau menguat 8 persen ke harga Rp486 setelah BEI mengumumkan hasil evaluasi indeks LQ45. Dalam sebulan terakhir, harga saham masih terkoreksi 2,80 persen. Harga saham ACES memang jauh lebih rendah daripada posisinya setahun yang lalu.
Pada akhir Januari 2022, mahar ACES sempat bertengger di Rp1.235 per sahamnya. Menanggapi hal ini, Presiden Direktur Ace Hardware Indonesia Prabowo Widyakrisnadi mengatakan pelemahan saham ACES tidak lepas dari aksi jual yang dilakukan investor asing. Dia menyebutkan investor asing merupakan pemegang saham mayoritas dari hampir 40 persen saham perusahaan yang beredar di publik.
“Banyak sekali investor luar yang melepas saham kami. Sebagaimana diketahui, dari 40 persen saham free float, hampir 80 persen sampai 90 persen dipegang oleh institusi luar, bukan dari dalam,” kata Prabowo.
Prabowo berpendapat terdapat banyak alasan yang memengaruhi keputusan investor tersebut. Namun sebagai perusahaan terbuka, Prabowo memastikan fokus ACES ke depan adalah menorehkan kinerja positif dan pertumbuhan ke depannya.
“Mungkin investor mempertimbangkan kondisi pasar Indonesia saat ini atau mereka menemukan lokasi lain yang lebih menjanjikan, kami tidak pernah tahu. Namun itu di luar kontrol kami dan konsentrasi kami adalah memastikan bagaimana organisasi kami tumbuh sebagaimana harapan,” lanjutnya.
Prabowo juga mengatakan bahwa ACES belum mempertimbangkan untuk melakukan aksi beli kembali saham alias buyback dalam waktu dekat untuk mengintervensi harga saham. Meski terdapat kemungkinan opsi tersebut diambil pada masa mendatang, tetapi Ace Hardware bakal tetap mempertimbangkan sejumlah aspek.
Salah satu pertimbangan untuk mengeksekusi aksi korporasi tersebut adalah ketentuan pemberian insentif pajak bagi korporasi. Prabowo mengemukakan porsi saham perusahaan publik yang beredar di masyarakat setidaknya harus mencapai 40 persen agar dapat memperoleh insentif dari pemerintah.
“Artinya kalau kami melakukan buyback mungkin porsi di publik bisa berkurang dari 40 persen dan kami tidak bisa mendapatkan insentif pajak. Ini juga menjadi pertimbangan kami. Jadi saat ini [buyback] belum jadi pertimbangan, tetapi kita lihat nantinya,” kata dia.