JAKARTA - Teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan diprediksi akan mengalami akselerasi paska pandemi Covid 19. Perubahan dalam pola transaksi, komunikasi dan bahkan gaya hidup masyarakat akan mempercepat adopsi penggunaan AI dalam berbagai bidang kehidupan, antara lain kesehatan dan pemasaran.
Menurut Ketua Bidang Keahlian Pemasaran Strategis, Program DRM, Binus Business School Asnan Furinto, di bidang kesehatan, AI mengubah paradigma pelayanan pasien dari selama ini berbasis tindakan episodik dan reaktif menjadi berbasis observasi yang berkesinambungan dan lebih proaktif.
“Sedangkan di bidang pemasaran, AI dapat berkontribusi besar secara umum pada tiga hal, yaitu peningkatan kualitas customer experience, peningkatan kemampuan pemasar dalam melakukan kustomisasi, dan pendalaman selera atau preferensi setiap pembeli secara spesifik atau Personalization,” ungkap Asnan dalam siaran media yang diterima infobrand.id, Rabu (14/4/2021).
Selain itu, tuturnya, AI juga bisa dimanfaatkan untuk media sosial untuk memberikan respon berbasis data dalam interaksi perusahaan dengan pelanggan atau calon pelanggan. Jika ada indikasi negatif mengenai merk tersebut maka perusahaan dapat mendeteksi sedini mungkin dan melakukan mitigasi sebelum menjadi viral.
“Termasuk penggunaan chatbot berbasis AI. Chatbot sudah menjadi semacam standar minimal bagi perusahaan atau pemilik merek dalam layanan pelanggan. Di website atau blog perusahaan sudah seharusnya ada fitur ini, karena pelanggan cenderung lebih nyaman berinteraksi melalui interactive chatbot dibandingkan harus menelpon dan berbicara dengan operator,” jelas Asnan.
Hal senada disampaikan oleh Gibu Mathew, VP & GM, APAC, Zoho Corporation. Menurutnya, evolusi ekspektasi konsumen terhadap produk tidak pernah berhenti. Saat kemampuan mereka dalam menggunakan teknologi meningkat, maka konsumen akan semakin mengharapkan brand dapat dengan lebih interaktif merespon keluhan, pertanyaan, perhatian dan bahkan pujian melalui media sosial, termasuk juga untuk dengan cepat menjangkau tim customer service.
“Fenomena ini pada akhirnya memunculkan solusi baru yang disebut chatbots, yang bisa membantu perusahaan dalam memberikan berbagai soulusi, mulai dari pengalaman konten yang dipersonalisasi, menjawab pertanyaan-pertanyaan umum, hingga menyederhakanan proses pembelian produk,” ungkapnya.
Menurutnya ada lima cara di mana chatbots dapat meningkatkan kinerja bisnis. Pertama, teknologi ini bisa meningkatkan rasio konversi. Dengan menggunakan teknologi AI untuk percakapan, bisnis dapat menjalankan proses rutin secara otomatis dan membantu pelanggan secara lebih efektif.
Kedua, dapat memberikan hasil pencarian yang lebih relevan. Chatbots memiliki potensi untuk mengubah cara karyawan di organisasi dalam mencari informasi. Alih-alih mencantumkan ratusan hasil, chatbot khusus yang dikustomisasi dapat melakukan kerja untuk karyawan dengan mengambil hasil yang disesuaikan melalui penyatuan pencarian dan titik kontak.
“Dalam prosesnya, chatbots juga membantu menghapus duplikat dan mengidentifikasi pencarian yang lebih relevan,” jelas Asnan.
Chatbot juga bisa mengumpulkan informasi tentang pelanggan dan menganalisas berbagai variabel, seperti pola dan kebiasaan pembelian. Dengan memantau pola pelanggan, bisnis dapat mempelajari lebih lanjut tentang produk dan layanan yang disukai setiap pelanggan.
Chatbot berbasis AI dapat memprediksi perilaku pelanggan, memungkinkan mereka untuk memberikan pemberitahuan yang sesuai kepada orang yang tepat di waktu yang tepat. Komunikasi pada waktu yang tepat ini adalah alat yang ampuh untuk menjangkau prospek pada saat mereka terbuka untuk pesan pemasaran, serta membantu bisnis untuk terhubung dan mempertahankan pelanggan.
Cara lain chatbot dalam membantu meningkatkan kinerja bisnis adalah dengan mengotomatisasi alur kerja. Organisasi dapat menyederhanakan berbagai proses bisnis di semua departemen dan tim.
“Alih-alih karyawan menghabiskan sebagian besar hari mereka menyelesaikan tugas rutin, chatbots dapat melakukan ini secara otomatis dan memberi tim lebih banyak waktu untuk fokus pada aktivitas yang menghasilkan pendapatan,” tutupnya.