Senin, 23 Juni 2025

Follow us:

infobrand
11th INFOBRAND

Bank Muamalat Tertekan: Pembiayaan Menurun, NPF Naik, dan Modal Tergerus

Posted by: Zeinal Wujud | 14-05-2025 13:55 WIB | 585 views

Bank Muamalat Tertekan: Pembiayaan Menurun, NPF Naik, dan Modal Tergerus Bank Muamalat fokus pada pembiayaan retail sebagai bagian dari strategi transformasi bisnis jangka panjang.

INFOBRAND.ID, JAKARTA - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. (BMI), sebagai bank syariah tertua di Indonesia, menghadapi tantangan kinerja pada kuartal I-2025. Dalam laporan keuangan terbaru, perseroan mencatatkan penurunan pembiayaan, kenaikan rasio pembiayaan bermasalah (NPF), serta penyusutan modal inti.

Hingga akhir Maret 2025, total pembiayaan Bank Muamalat tercatat sebesar Rp16,8 triliun, turun 21,5% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp21,4 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) juga mengalami penurunan dari 30,93% menjadi 28,53%.

Komisaris Bank Muamalat, Andre Mirza Hartawan, menjelaskan bahwa penurunan modal inti disebabkan oleh penyesuaian pencadangan. Selain itu, penurunan pembiayaan merupakan dampak dari strategi business refocusing yang telah dijalankan sejak dua tahun terakhir. Fokus bisnis bank kini beralih dari segmen korporasi ke sektor retail.

IKLAN INFOBRAND.ID

IBOS EXPO 2025

“Sebelumnya, Bank memiliki porsi pembiayaan yang besar pada sektor korporasi. Adapun saat ini Bank telah fokus pada segmen Retail dengan persiapan dari sisi bisnis maupun infrastruktur yang dilakukan secara berkelanjutan. Hal inilah yang menyebabkan adanya penurunan pembiayaan secara signifikan dibandingkan posisi Maret 2024, yang sebagian besar dikontribusikan dari menurunnya pembiayaan di segmen korporasi,” ujar Andre, dikutip dari CNBC Indonesia, Rabu (14/5).

Meski secara tahunan pembiayaan menurun, BMI mencatat adanya peningkatan pembiayaan pada Maret 2025 dibandingkan posisi Desember 2024. Kenaikan ini sebagian besar berasal dari segmen Retail Consumer yang kini menjadi fokus utama perseroan.

Namun, perubahan fokus bisnis ini juga berdampak pada kualitas aset. Rasio pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) gross naik menjadi 3,99% dari 2,22% setahun sebelumnya. Sementara itu, NPF net meningkat menjadi 3,37% dari sebelumnya 1,17%.

IKLAN INFOBRAND.ID

TOP INNOVATION CHOICE AWARD 2025

Andre menegaskan bahwa lonjakan rasio NPF dipicu oleh penurunan basis pembiayaan. Meski demikian, ia optimistis bahwa pertumbuhan pembiayaan di segmen yang tepat akan menghasilkan perbaikan kualitas aset, profitabilitas berkelanjutan, dan stabilitas permodalan ke depan.

Dari sisi laba, Bank Muamalat mencatatkan penurunan signifikan. Laba bersih kuartal I-2025 hanya mencapai Rp1,67 miliar, turun 39,85% yoy dibandingkan Rp2,78 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Sementara total Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat Rp41,36 triliun, turun 10,22% yoy.

Sejak Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) resmi menjadi Pemegang Saham Pengendali pada 2021, kinerja BMI mengalami fluktuasi. Setelah mencatat laba Rp26,58 miliar pada 2022, angka tersebut turun menjadi Rp13,29 miliar pada 2023, sebelum akhirnya naik kembali 28% menjadi Rp18,45 miliar pada 2024.

IKLAN INFOBRAND.ID

JASA PRESS RELEASE

Meski menghadapi tantangan, Bank Muamalat tetap berkomitmen menjalankan transformasi bisnis dengan fokus pada pembiayaan retail sebagai langkah strategis untuk memperkuat kinerja jangka panjang.

Baca berita lainnya di Google News


Share This Article!

Video Pilihan dari INFOBRAND TV