INFOBRAND.ID, JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan penutupan pabrik sepatu Bata tersebut menunjukkan pentingnya investasi demi mendukung industri yang berkelanjutan di Indonesia.
Hal itu diutareakan Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Eko Cahyanto, menurut dia, menekankan pentingnya tiga pilar utama dalam mendukung keberlangsungan industri, yaitu investasi, teknologi dan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten.
“Industri membutuhkan investasi yang harus terus-menerus mereka lakukan untuk perbaikan dan pengembangan,” katanya.
Selain investasi, teknologi juga memainkan peran penting dalam menjaga daya saing industri. Menurut Eko, industri harus terus memperbaharui teknologinya agar dapat menghasilkan produk inovatif, efisien, sehingga bisa bersaing di pasaran.
Faktor selanjutnya yang tidak kalah penting adalah SDM yang kompeten. Eko menyebut tenaga kerja yang terampil adalah kunci menjalankan industri secara efektif.
Kementerian Perindustrian menyadari pentingnya tiga pilar ini untuk mendukung industri nasional.
"Kami menyediakan berbagai program pembinaan, standardisasi dan kebijakan industri yang bisa membantu industri dalam meningkatkan teknologinya … termasuk juga badan pengembangan sumber daya manusia industri,” ujarnya.
Sebelumnya, pabrik sepatu milik PT Sepatu Bata Tbk (BATA) di Purwakarta, yang telah berdiri sejak 1994, resmi ditutup per 30 April 2024 .
Penghentian produksi pabrik sepatu yang berlokasi di Jalan Raya Cibening, Kecamatan Bungursari, Purwakarta itu diumumkan melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2 Mei 2024.
Director and Corporate Secretary BATA Hatta Tutuko dalam keterangannya kepada BEI pada 2 Mei 2024 menjelaskan alasan dari penutupan pabrik di Purwakarta karena perusahaan tak mampu lagi melanjutkan produksi di pabrik sepatu Purwakarta.
Hatta menjelaskan permintaan pelanggan terhadap jenis produk yang dibuat di pabrik juga terus menurun. Menurutnya sepatu Bata Tbk telah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir di tengah kerugian dan tantangan industri akibat pandemi dan perubahan perilaku konsumen yang begitu cepat.