Kimia Farmasi Apotek (KFA) adalah anak perusahaan PT Kimia Farma Tbk yang didirikan tahun 2003 untuk mengelolah bisnis layanan kesehatan mulai dari gerai ritel farmasi, klinik kesehatan dan laboratorium diagnostik.
Sejalan dengan akan diberlakukannya Universal Health Coverage maka kegiatan bisnis KFA dirubah visinya menjadi healthcare company yang menjadi solusi kesehatan bagi masyarakat. “Kami memang fokus untuk mengembangkan jaringan bisnis layanan kesehatan dengan memperluas jaringan outlet yang berkualitas di seluruh Indonesia,” terang Imam Fathorrahman, CEO PT Kimia Farma Apotek. Tercatat hingga saat ini KFA memiliki 1138 apotek, 530 klinik, 10 optik, dan 55 laboratorium diagnostik yang tersebar di lebih dari 170 kota di tanah air.
Tak pelak, pertumbuhan penjualan KFA tahun 2018 diperkirakan tumbuh sekitar 23% hingga akhir tahun. Pertumbuhan ini sangat spektakuler mengingat pertumbuhan di sektor bisnis apotek diperkirakan hanya tumbuh 3 – 4% saja. “Kenapa bisa? Kami mencoba mendefinisikan kebutuhan pelanggan dengan sangat clear. Dan kami terus berkomitmen melayani secara professional, menyediakan obat-obatan yang lengkap dan berkualitas serta mudah diakses dimana saja dan kapan saja. Program transformasi merupakan program utama untuk melakukan perubahan diberbagai aspek. Kami juga sedang mengembangkan value guna menjawab kebutuhan customer kami di era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity) agar organisasi lebih lincah dan adaptif dengan kebutuhan dan keinginan customernya,” papar Alumni Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Surabaya ini.
Alhasil sejak 2013 beberapa pencapaian pun diperoleh. Sampai dengan tahun 2018 KFA telah mendapatkan 10 penghargaan antara lain : Gold Champion WOW Brand 2018, The Most Promising Brand 2018 kategori Apotek dari Majalah Franchise Indonesia, Bronze Winner dalam BUMN Marketers Award kategori The Most Promising Company in Tactical Marketing, Corporate Image Award 2018, Indonesia Original Brand 2018 dari Majalah SWA, dan Indonesia Digital Popular Brand Award 2018 kategori Apotek dari TRAS N CO Indonesia. “Kami juga raih penghargaan internasional di Kategori Corporate Subsidiary BUMN yang diselenggarakan di Turki,” kata Imam.
Di era industri 4.0, PT Kimia Farma (Persero) Tbk telah melakukan improvement dan inovasi melalui strategi Digital Transformasi di seluruh lini bisnis dari hulu ke hilir. Hal ini merupakan salah satu dari 3 grand strategy PT Kimia Farma yang meliputi perbaikan kualitas sumber daya manusia, digitalisasi, dan kemitraan yang digagas oleh Direktur Utama Kimia Farma (Persero) Tbk Bapak Honesti Basyir sejak tahun 2017. Uniknya, perusahaan ini didukung lebih dari 60% karyawan dari generasi milenial yang memperkuat situasi ini menjadi mudah dan bertransformasi lebih cepat.” tutur Imam.
Ia beralasan, saat ini saluran komunikasi digital lebih efektif dan lebih murah. Dampaknya lebih terasa. Inisiatif itu juga diambil dari generasi milenial di KFA dengan melakukan engagement terhadap customer melalui Customer Experience. Melibatkan customer untuk membangun brand, apa ekspektasi mereka, semua belajar dari keinginan customer melalui digital dan itu menjadi challenge bagi business process yang dilakukan KFA selama ini.
Dilakukan improve business process dimana KFA bisa lebih adaptif terhadap perubahan yang terjadi. “Kami open resources, bekerjasama dengan banyak provider karena konsumen saat ini membutuhkan kemudahaan akses. Kami kombinasikan layanan offline dan online agar saling melengkapi,” kata Imam.-Adv