JAKARTA, INFOBRAND.ID- PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) optimis dapat mencapai target pertumbuhan kinerja tahun ini. Emiten manufaktur komponen otomotif tersebut membidik kenaikan penjualan dan laba bersih masing-masing sebesar 20% dan 50%.
Presiden Direktur PT Dharma Polimetal Tbk Irianto Santoso mengatakan, optimisme tersebut karena terlihat dari kinerja perseroan yang menunjukkan tren positif selama semester pertama tahun 2022.
Dimana pada periode tersebut, DRMA telah membukukan kenaikan penjualan sebesar 22% menjadi Rp 1,59 triliun dari Rp 1,31 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara laba bersih tercatat sebesar Rp 143,62 miliar pada semester I 2022, naik 45% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 98,98 miliar.
"Sampai dengan semester I, proyeksi yang kami canangkan masih sesuai dengan target, walau di kuartal ke 2 terjadi penurunan produksi kendaraan bermotor akibat adanya lockdown di Shanghai yang berdampak pada kelangkaan pasokan semikonduktor serta adanya perang Ukraina dan Rusia yang mempengaruhi ekonomi dunia," kata Irianto.
Dimana pada periode tersebut, DRMA telah membukukan kenaikan penjualan sebesar 22% menjadi Rp 1,59 triliun dari Rp 1,31 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara laba bersih tercatat sebesar Rp 143,62 miliar pada semester I 2022, naik 45% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 98,98 miliar.
"Sampai dengan semester I, proyeksi yang kami canangkan masih sesuai dengan target, walau di kuartal ke 2 terjadi penurunan produksi kendaraan bermotor akibat adanya lockdown di Shanghai yang berdampak pada kelangkaan pasokan semikonduktor serta adanya perang Ukraina dan Rusia yang mempengaruhi ekonomi dunia," kata Irianto kepada Kontan.co.id, belum lama ini.
Dimana pada periode tersebut, DRMA telah membukukan kenaikan penjualan sebesar 22% menjadi Rp 1,59 triliun dari Rp 1,31 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara laba bersih tercatat sebesar Rp 143,62 miliar pada semester I 2022, naik 45% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 98,98 miliar.
"Sampai dengan semester I, proyeksi yang kami canangkan masih sesuai dengan target, walau di kuartal ke 2 terjadi penurunan produksi kendaraan bermotor akibat adanya lockdown di Shanghai yang berdampak pada kelangkaan pasokan semikonduktor serta adanya perang Ukraina dan Rusia yang mempengaruhi ekonomi dunia," kata Irianto.