INFOBRAND.ID, JAKARTA - PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe), melalui anak perusahaannya Kalbe Consumer Health dan merek Sakatonik ABC bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI), akan segera menghadirkan inovasi ABC Nutri Meter untuk mengukur nutrisi anak.
Chitra Ariesta, Senior Brand Manager di Kalbe Consumer Health, menjelaskan bahwa ABC Nutri Meter memanfaatkan kurva pertumbuhan WHO serta kuesioner ECAST untuk menilai status gizi anak dan mendeteksi masalah makan.
Penggunaannya dirancang agar mudah, hanya memerlukan data seperti berat badan, tinggi badan, jenis kelamin, usia anak, serta jawaban pada kuesioner mengenai nafsu makan dan daya tahan tubuh anak.
Setelah data lengkap dan kuesioner diisi, aplikasi akan memberikan hasil terkait kondisi tumbuh kembang anak, serta tips yang mudah dipahami dan diterapkan, termasuk rekomendasi jenis multivitamin yang sesuai untuk anak (tanpa menyebut merek tertentu).
Chitra Ariesta juga menambahkan bahwa ABC Nutri Meter tidak hanya bermanfaat untuk anak-anak tetapi juga remaja, untuk mengevaluasi risiko anemia dan cara penanganannya.
Pembuatan aplikasi ini merupakan bagian dari inisiatif berkelanjutan PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melalui Kalbe Consumer Health dan merek Sakatonik ABC, dengan tujuan untuk meningkatkan edukasi kesehatan melalui kampanye Semangat Makan Sehat #MakanHapHapHap.
"Kampanye ini dirancang untuk mengatasi masalah nafsu makan anak dan bertepatan dengan perayaan Hari Anak Nasional 2024," ujarnya.
Senada dengan Chitra, Adelia Theresia, Head of Vitamin Category di Kalbe Consumer Health, menjelaskan bahwa kampanye ini juga berfokus pada memahami kekhawatiran orang tua mengenai nafsu makan anak dan dampaknya terhadap pertumbuhan mereka.
Melalui kampanye ini, Kalbe memperkenalkan Metode ABC, yang menggarisbawahi tiga hal penting yang harus diperhatikan orang tua untuk mendukung nafsu makan anak.
Pertama, memastikan asupan makanan yang bergizi; kedua, memberikan vitamin yang mendukung pertumbuhan; dan ketiga, secara rutin memantau berat badan dan kebersihan anak.
Sementara itu, dr. Ulul Albab, Sp.OG., Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), sekitar 20-50 persen anak yang tumbuh normal serta 70-89 persen anak dengan gangguan perkembangan mengalami masalah terkait pemberian makan, termasuk nafsu makan yang rendah.
Masalah ini, kata dia, jika berlangsung lama, dapat mengganggu pertumbuhan anak dan berpotensi menyebabkan malnutrisi yang meningkatkan risiko kematian hingga 12 kali lipat dibandingkan anak yang mendapatkan gizi yang memadai.
"Ini menunjukkan betapa pentingnya perhatian terhadap kesehatan gizi anak untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal," ujarnya.
Data dari Survei Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan bahwa 1 dari 12 balita mengalami wasting, 1 dari 7 balita mengalami stunting, 1 dari 4 balita menderita anemia, dan 1 dari 13 anak mengalami kelebihan berat badan.
Oleh karena itu, memastikan nafsu makan yang baik pada anak usia dini sangat penting untuk membentuk kebiasaan makan yang sehat dan mencegah gizi buruk.
Informasi: INFOBRAND.ID bekerjasama dengan TRAS N CO Indonesia menerima registrasi dan proses penjurian TOP INNOVATION CHOICE AWARD. Jadwal presentasi & penilaian penjurian diselenggarakan di minggu ketiga setiap bulannya. Klik untuk informasi selanjutnya atau hubungi +62 8111 1917 714. |