INFOBRAND.ID, JAKARTA - Selain menggiatkan program daur ulang, Garnier juga berkomitmen untuk menghemat 402 ton plastik baru pada 2022, serta memanfaatkan kemasan daur ulang untuk menghentikan penggunaan plastik baru di tahun 2025 mendatang.
Bila tidak dikelola dengan baik, jumlah sampah plastik yang mengalir ke lautan diproyeksikan naik hingga tiga kali lipat pada tahun 20 tahun mendatang. Penelitian dari The Pew Charitable Trust dan SYSTEMIQ memperkirakan sebanyak 29 ton plastik akan masuk ke laut pada tahun 2040.
Di sisi lain, peran masyarakat dalam mendaur ulang sampah masih minim. Menurut Data Sustainable Waste Indonesia pada 2017 lalu, sampah yang sudah didaur ulang hanya sebesar 7 persen sedangkan sisanya berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) bahkan dibuang sembarangan.
Melihat tantangan tersebut, Garnier sebagai merek kecantikan terdepan di Indonesia berkomitmen untuk mengatasi permasalahan sampah plastik. Pelopor industri kecantikan berkelanjutan tersebut turut mengajak konsumen bergabung dalam program Garnier Green Beauty dalam mendaur ulang sampah plastik.
General Manager Consumer Products Division L’Oréal Indonesia, Manashi Guha, menjelaskan Garnier berinovasi menghadirkan daur ulang sampah plastik secara praktis dan selaras dengan protokol menjaga jarak selama pandemi.
“Kami berkolaborasi dengan eRecycle dan KLHK dalam mengedukasi dan membantu konsumen memiliki pilihan berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari melalui daur ulang sampah baik offline maupun online,” kata dia dikutip laman resmi Garnier, Jumat (27/1/2023).
Melalui kerja sama dengan eRecycle, Garnier menghadirkan penjemputan sampah plastik di level rumah tangga secara online berbasis aplikasi. Hingga hari ini, layanan ini baru tersedia bagi konsumen yang berdomisili di Jakarta dan Depok.
Selain menggiatkan program daur ulang, Garnier juga berkomitmen untuk menghemat 402 ton plastik baru pada 2022 lalu serta memanfaatkan kemasan daur ulang untuk menghentikan penggunaan plastik baru di tahun 2025 mendatang.