INFOBRAND.ID, JAKARTA - Garuda Indonesia melalui lini usaha Aerojasa Cargo bekerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), menghadirkan jaringan sistem layanan logistik bagi 48 ribu gerai ritel UMKM untuk menjangkau pasar global.
“Garuda Indonesia melalui lini usaha Aerojasa Cargo mewujudkan langkah perluasan jaringan bisnis kargonya melalui penandatanganan Nota Kesepahaman atau MoU bersama Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam keterangannya dikutip Kamis (6/67/2024).
Menurutnya lagi, Aerojasa Cargo sebagai bagian dari Garuda Indonesia Group, dengan brand “KirimAja” akan mengeksplorasi potensi kerja sama kargo dan logistik serta marketing bersama lebih dari 600 pengusaha ritel lokal dan nasional yang tergabung dalam Aprindo.
“Dengan jaringan yang menjangkau lebih dari 48 ribu gerai di berbagai wilayah di Indonesia,” ujarnya.
Irfan menambahkan, kesepahaman tersebut merupakan salah satu wujud langkah perusahaan dalam merespons tren serta peluang bisnis angkutan kargo yang menjanjikan.
“Sinergi antara KirimAja dan Aprindo ke depannya akan memungkinkan terbangunnya supply chain yang lebih terintegrasi, sehingga para pelaku usaha ritel dapat mengoptimalkan bisnisnya melalui siklus produksi dan distribusi yang lebih efisien, baik dari sisi waktu maupun biaya,” jelasnya.
Hal itu, kata dia lagi, selaras dengan komitmen Garuda Indonesia untuk mengoptimalkan cargo operations sebagai salah satu pilar utama rencana bisnis perusahaan di tengah tantangan kompetisi industri aviasi saat ini.
Dikatakan Irfan lagi, sinergi tersebut juga merepresentasikan komitmen Garuda Indonesia, sebagai national flag carrier, untuk turut berakselerasi memberikan kontribusi nyata terhadap geliat ekonomi nasional, khususnya melalui hadirnya layanan logistik yang reliable.
"Layanan KirimAja saat ini menjangkau lebih dari 7.000 kecamatan di Indonesia, dengan jaringan penerbangan domestik dan internasional yang dilayani Garuda Indonesia Group, termasuk rute-rute yang dilayani Garuda Indonesia melalui kerja sama interline dan transhipment," sebut Irfan.
Dengan demikian, sinergi antara KirimAja dan Aprindo tersebut tidak hanya akan mendukung supply chain Aprindo secara nasional, namun juga menunjang aktivitas ekspor-impor yang dilaksanakannya.
Dengan ragam produk layanan KirimAja, lanjutnya, mulai Port-to-port, Sub-console atau Drop Point, hingga Door-to-door, perusahaan yang tergabung dalam Aprindo beserta seluruh unsur dalam supply chain-nya, termasuk UMKM yang tergabung di dalamnya, dapat terhubung langsung dengan layanan logistik yang dapat mengantar dan menjemput kiriman sampai ke depan pintu.
“Tidak hanya itu, kerja sama ini tentunya akan turut menunjang aktivitas ekspor-impor yang diharapkan dapat mendukung pengembangan bisnis para anggota Aprindo, serta mengantarkan produk-produk lokal Indonesia untuk go international,” paparnya.
Irfan melanjutkan, pihaknya yakin bahwa tindak lanjut dari kesepahaman ini akan turut mendorong terbangunnya ekosistem bisnis yang positif dan sinergis.
“Kami optimistis hadirnya KirimAja sebagai sistem pengiriman terintegrasi yang reliable, dengan jaringan kargo Garuda Indonesia Group, akan semakin meningkatkan potensi bisnis retail di Indonesia serta menggairahkan geliat UMKM sebagai salah satu penggerak utama roda ekonomi bangsa,” tegasnya.
Melalui penjajakan kerja sama ini, KirimAja melalui layanan logistik terintegrasinya siap menjadi partner logistik tepercaya untuk aktivitas ekspor maupun impor tersebut bagi pasar Indonesia dan mancanegara sebagai Non-Vessel Operating Common Carrier (NVOCC), dengan dukungan penuh dari jaringan pengiriman kargo Garuda Indonesia Group.
Sementara itu, Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey mengatakan bahwa melalui layanan logistik yang terintegrasi dan efisien, khususnya melalui penjajakan kerja sama dengan lini usaha Garuda Indonesia Group, para anggota Aprindo akan semakin mudah dan cepat dalam melakukan kegiatan ekspor.
“Maupun impornya sehingga dapat meningkatkan daya saing produk UMKM Indonesia di mancanegara, untuk naik kelas dari market domestik menjadi market global,” ujar Roy.
Dia berharap kerja sama itu dapat memfasilitasi pengiriman barang-barang yang dapat diekspor, selain barang bertonase berat seperti industri manufaktur, baja, dan kelas berat lain.
“Industri kami adalah barang-barang UMKM, dimana 80 persen barang yang akan kita ekspor adalah makanan dan minuman," pungkasnya.