INFOBRAND SUMMIT 2025: Optimisme Pertumbuhan Ekonomi di Tahun 2025 - Digitalisasi dan Transisi Bisnis Menjadi Fokus Utama
Posted by: Alvin Pratama | 21-01-2025 14:19 WIB | 1349 views

INFOBRAND.ID – Tahun 2024 menandai titik balik penting bagi industri retail dan ekonomi digital di Indonesia. Pasca-pandemi, sektor ini telah menunjukkan pemulihan yang signifikan, meski tantangan terus ada. Berbagai narasumber yang hadir dalam diskusi perkembangan ekonomi 2025 sepakat bahwa meskipun ada sektor yang masih harus beradaptasi, pertumbuhan positif tetap dapat dicapai, terutama dengan mengoptimalkan digitalisasi dan memperkuat keberadaan online dan offline secara bersamaan.
Sugiyanto Wibawa, Deputi 4 Kebijakan Publik HIPPINDO, mengungkapkan optimisme sektor retail yang mulai pulih pasca-pandemi. Menurutnya, mal-mal di beberapa kota besar seperti Alam Sutra, Pekanbaru, telah mengalami peningkatan pengunjung hingga 12% lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi. "Tahun 2024 ini sudah over dan teman-teman kita seperti di Pakuon dan Agung Sedayu semuanya juga mengatakan bahwa mereka sudah kembali ke kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan masa-masa sulit akibat COVID-19," jelas Sugiyanto.
Namun, meskipun banyak sektor yang menunjukkan tanda-tanda pemulihan, Sugiyanto juga mencatat bahwa ada beberapa peritel yang masih menghadapi tantangan dalam beradaptasi. "Tentu ada peritel yang masih 'blesek', tetapi ada juga yang tumbuh dengan pesat," imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Hilmi Adrianto, Ketua Umum Asosiasi IdEA, menjelaskan bahwa para pelaku UMKM harus lebih adaptif menghadapi perubahan. Menurutnya, tahun 2025 akan menjadi tahun yang lebih positif bagi sektor jasa, terutama dengan semakin banyaknya UMKM yang beralih dari model bisnis offline ke online. Hilmi menyatakan, "Dulu semua orang punya toko fisik dan toko online, kini diferensiasi itu akan semakin penting. UMKM yang sukses bisa memanfaatkan dua model ini, dengan membuka toko offline di lokasi-lokasi strategis seperti mal atau food court."
Hilmi juga menekankan pentingnya membangun kepercayaan pelanggan yang lebih kuat melalui pemanfaatan kanal digital. "Kepercayaan pelanggan menjadi kunci, dan pemanfaatan digital akan semakin memperkuat hubungan itu," ungkapnya.
Di sisi lain, Janoe Arijanto, Ketua Perusahaan Iklan Indonesia, menyoroti pergeseran yang signifikan dalam pengeluaran iklan digital. Pada tahun 2024, spending untuk iklan digital telah melampaui pengeluaran untuk media televisi, pertama kalinya dalam sejarah. "Jika kita melihat data Nielsen, total spending di media mencapai sekitar 280 triliun rupiah, dengan lebih dari 51% dari angka tersebut dialokasikan untuk digital," terang Janoe. Dia menjelaskan bahwa pergeseran ini mencerminkan tren konsumsi media yang semakin bergantung pada platform digital.
Menurut Janoe, perubahan ini memaksa banyak perusahaan untuk beradaptasi dengan strategi pemasaran yang lebih mengutamakan pendekatan hybrid dan omni-channel, yang menggabungkan pengalaman pelanggan secara online dan offline.
Di tahun 2025, para narasumber yang hadir di Acara INFOBRAND sUMMIT sepakat bahwa optimisme ekonomi dapat terjaga, asalkan sektor-sektor kunci seperti UMKM dan media digital terus didorong untuk berinovasi. Penguatan sektor digital diharapkan dapat menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Dengan mengoptimalkan tren digital dan memperkuat bisnis offline di lokasi strategis, sektor retail dan UMKM di Indonesia dapat menghadapi tantangan 2025 dengan lebih percaya diri. Adapun perusahaan besar yang mengadopsi strategi omni-channel pun diprediksi akan lebih mampu menjangkau konsumen di berbagai platform, meningkatkan kinerja di masa depan. Dalam satu kata, optimisme melingkupi prospek ekonomi Indonesia di 2025, dengan teknologi sebagai landasan utama transformasi.
Baca berita lainnya di Google News