JAKARTA, INFOBRAND.ID – Pemerintah mendorong setiap kampus mendirikan Inkubator Bisnis Teknologi (IBT). Hal ini penting sebab hasil penelitian kampus idealnya bisa bermanfaat praktis bagi masyarakat dan industri. Dengan begitu inovasi bisa berkembang dan bisnis tidak hanya dilakukan secara konvensional saja, tapi juga berbasis teknologi.
Di Universitas Trisakti sendiri, IBT dinahkodai oleh H. Erie Riza Nugraha (menjabat sejak Januari 2019-red). Menurutnya, peran IBT Trisakti sangat penting untuk menjembatani atau memberikan nilai tambah agar hasil penelitian yang dilakukan civitas academica memiliki nilai komersial.
“Kalau di kampus itu banyak sekali penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dan dosen. Tapi hasil penelitian itu akhirnya sebagian besar hanya sekadar laporan saja sehingga kemanfaatan untuk masyarakat umum tidak terasa. Nah, disitulah peran inkubator bisnis yang menjembatani antara hasil penelitian, kreatifitas mahasiswa, dengan memberikan nilai komersialnya,” ungkap Erie saat berbincang dengan wartawan INFOBRAND.ID beberapa waktu lalu di Gedung Inkubator Bisnis Usakti, Jakarta Barat pekan lalu.
Pemilik bisnis Raja Motor Online (http://www.rajamotoronline.com) ini melihat banyaknya kreatifitas di dalam kampus yang bisa dikembangkan menjadi sebuah bisnis. Misalnya, mahasiswa yang membuat bantal lengkap dengan alarm dan bisa bergetar, sehingga bisa membangunkan orang yang memakainya saat tidur.
“Tapi ketika mau dijual kan harganya mahal karena banyaknya part di dalam bantal tersebut. Akhirnya tidak bisa dijual dan tidak bisa diserap oleh pasar. Nah disini juga peran inkubator hadir. Jadi bukan hanya sekedar menciptakan saja, tapi bagaimana hasil ciptaannya tersebut mempunyai nilai komersial atau laris terjual di pasar,” kata dia.
Sejauh ini, IBT Usakti sendiri telah melakukan pelatihan kepada kurang lebih lebih dari 30 UMKM binaannya dengan dominasi dari pemain kuliner, fashion dan kerajinan. Kerjasama dengan berbagai pihak marketplace pun sudah dilakukan, mulai dari Lazada, Blibli dan lainnya.
“Jadi tantangannya bagaimana menciptakan inovasi, yaitu dengan memadukan kreatifitas kita dengan teknologi yang akhirnya punya nilai komersial. Melalui serangkaian pelatihan dan pembelajaran dalam proses inkubasi. Jadi teknologi hanya sebagai alat bantu saja,” katanya.
Lebih lanjut Erie menambahkan, peluang UMKM dalam memanfaatkan teknologi digital sangatlah besar. Hanya saja tantangannya, kata dia, UMKM masih terbiasa dengan cara kerja yang konvensional.
“Mereka sudah masuk ke comfort zone. Jadi tidak semua UMKM yang siap untuk go online. Itu yang jadi tantangannya,” tutupnya. [ded]