Japfa Hadapi Tekanan Harga Ayam, Ciptadana Revisi Target Saham Jadi Rp2.070
Posted by: Zeinal Wujud | 14-05-2025 15:16 WIB | 583 views

INFOBRAND.ID, JAKARTA - PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), emiten unggas nasional, tengah menghadapi tantangan fluktuasi harga ayam hidup (live bird) dan bibit ayam (day old chick/DOC) di tengah menurunnya daya beli masyarakat. Kondisi ini dinilai memberikan tekanan signifikan terhadap kinerja bisnis perusahaan sepanjang tahun 2025.
Analis Ciptadana Sekuritas Asia, Richard Jonathan Halim, dalam riset terbarunya menyatakan bahwa volatilitas harga ini menjadi risiko utama bagi JPFA. Meski demikian, pihaknya masih mempertahankan rekomendasi beli (Buy) terhadap saham JPFA, namun dengan target harga yang direvisi turun dari Rp2.500 menjadi Rp2.070 per saham.
“Target tersebut dihitung berdasarkan valuasi price to earnings (P/E) ratio sebesar 8,0 kali untuk tahun 2025, lebih rendah dibanding rata-rata lima tahun terakhir sebesar 8,9 kali,” jelas Richard, dikutip Rabu (14/5).
Ia menambahkan, aksi buyback saham senilai maksimal Rp470 miliar yang direncanakan manajemen JPFA diharapkan dapat membantu menahan tekanan penurunan harga saham di tengah kondisi pasar yang tidak stabil.
Dalam laporan yang sama, Ciptadana turut merevisi turun asumsi harga jual DOC dan live bird masing-masing menjadi Rp4.766 dan Rp18.500 per ekor. Meski lebih rendah dari estimasi awal, efisiensi biaya bahan baku dinilai masih memungkinkan JPFA mempertahankan margin keuntungan.
Salah satu faktor pendukung efisiensi tersebut adalah turunnya harga bungkil kedelai (soybean meal), salah satu bahan utama pakan ternak, sebesar 14 persen secara tahunan menjadi USD297,4 per ton pada kuartal pertama 2025.
“Margin pakan JPFA yang tetap kuat akan menjadi penopang terhadap penurunan margin di segmen peternakan komersial dan pembibitan unggas,” ujar Richard.
Dari sisi pendapatan, JPFA diperkirakan mampu membukukan pendapatan usaha sebesar Rp14,3 triliun pada 2025, tumbuh 2,9 persen dari tahun sebelumnya. Segmen pembibitan unggas diperkirakan menjadi penyumbang terbesar dengan pertumbuhan hingga 16,8 persen. Namun, harga ayam broiler diperkirakan menurun hingga rata-rata Rp19.220 per ekor, atau terkoreksi 10,8 persen.
Sementara itu, laba bersih JPFA pada kuartal I-2025 tercatat naik tipis 2,3 persen menjadi Rp680,4 miliar, meskipun mengalami penurunan 26,3 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.
Atas dasar perkembangan tersebut, Ciptadana turut menyesuaikan proyeksi pendapatan bersih dan laba bersih JPFA untuk tahun 2025 masing-masing menjadi Rp57,2 triliun dan Rp3,03 triliun.
Secara teknikal, saham JPFA mengalami kenaikan 30 persen dalam 12 bulan terakhir. Namun, secara year-to-date (ytd), sahamnya masih terkoreksi 5,04 persen. Per Rabu (14/5) pukul 10:01 WIB, harga saham JPFA tercatat naik 0,56 persen ke posisi Rp1.790 per lembar.
Baca berita lainnya di Google News