Konvensi Nasional Humas (KNH) 2018 resmi dibuka, Senin (10/12/2018) di Ballroom XXI, Jakarta Theater. Event yang diselenggarakan oleh Perhumas tersebut disambut positif oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Dalam sambutannya saat membuka Konvensi Humas 4.0 2018 di Istana Negara, Presiden Jokowi mengapresiasi kinerja Perhumas yang terus konsisten mengumandangkan tagar #IndonesiaBicaraBaik di berbagai kesempatan dan acara yang diselenggarakan oleh Perhumas. Menurut Presiden tagar ini memiliki pesan yang beragam.
“Saya sangat setuju dengan gerakan Indonesia bicara baik. Ini merupakan sebuah ajakan gerakan sosial, ajakan untuk hijrah, hijrah dari pesimis menuju optimisme, hijrah dari semangat negatif ke semangat positif, dari hoax atau fakta, dari kemarahan kemarahan ke kesabaran kesabaran, dari hal yang buruk buruk menjadi hal yang baik baik. hijrah dari ketertinggalan menuju ke kemajuan.”, tegas Presiden di hadapan 300 peserta Konvensi Humas 4.0.
Presiden juga menambahkan bahwa tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi membuat banyaknya berita hoax dan ujaran kebencian semakin marak di tengah komunikasi antar masyarakat. Presiden menghimbau praktisi humas harus mengutamakan standar moral dan etika yang tinggi ketika menjalankan profesinya.
“ Kemajuan teknologi informasi digital yang sangat cepat dan seimbang dengan standar moral. Sekali lagi, kemajuan teknologi informasi digital yang sangat cepat harus diimbangi dengan standar moral dan etika yang tinggi dari penggunaannya.”, ujar Presiden di Istana Negara.
Selain itu, Presiden Jokowi juga mengingatkan kepada para peserta konvensi bahwa dampak revolusi digital menurut laporan McKinsey Global bisa terjadi 3000 kali lebih cepat dari revolusi industri yang pertama. Ini artinya praktisi humas harus siap bahwa akan banyak sebagian besar pekerjaannya yang bisa digantikan oleh robot atau artificial intelligent agent. Namun Presiden mengungkapkan bahwa dirinya yakin profesi humas akan terus eksis di masa depan.
“Namun saya yakin kerja kehumasan tidak akan bisa diambil sepenuhnya oleh artifisial intelijen, enggak, saya percaya ini. kerja mesin tetap dikendalikan oleh manusia, yang memutuskan arah kerja mesin tetap adalah manusia, yang memutuskan narasi-narasi kehumasan juga adalah Bapak Ibu dan saudara-saudara semuanya. bukan mesin tetep manusia”, tambah Presiden.