Kementerian Perdagangan menggelar program penjajakan kesepakatan dagang (business matching) sebagai upaya mendorong waralaba lokal untuk merambah pasar dunia. Program ini diikuti 22 pengusaha waralaba lokal dengan 10 pengusaha Hong Kong dan berlangsung pada 4-5 November 2019 di Kementerian Perdagangan, Jakarta.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Suhanto mengatakan penyelenggaraan kegiatan ini bertujuan mendorong dan menumbuhkembangkan waralaba lokal ke mancanegara.
“Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk meng-grab potensi dan peluang bisnis kuliner Indonesia di Hong Kong. Hal tersebut didasarkan oleh jumlah penduduk Hong Kong dan turis yang mengunjungi Hong Kong cukup banyak jumlahnya,"ujarnya dalam keterangan pers di Jakarta, Senin (4/11).
Menurut Suhanto, Hong Kong adalah mitra dagang Indonesia yang sangat potensial. Nilai perdagangan Indonesia danHong Kong tercatatmencapai lebih dari USD 5 miliar pada 2018 dengan tren pertumbuhan positif sebesar 3,2 persen per tahun.
Selain kegiatan penjajakan kesepakatan dagang, juga diselenggarakan pameranwaralaba di tempat yang sama. Sebanyak 22 peserta turut berpartisipasi dalam pameran ini. Para peserta tersebut, yaitu Black Kebab,Crispyku Fried Chicken,Kebab Turki BabaRafi, dan Mushroom Factory.
Kemudian, Bebek dan Ayam Goreng Pak Ndut,Warung Koffie Batavia,Coffee Toffee,Ayam Geprek Juara,Bakmi Naga Resto, Quick Chicken,Bangi Coffee,Es Teler 77, serta Oto Bento.
Lalu, Camcaw,Opera Coffee,Alfamart,Nakamura,Taman Sari Royal Heritage Spa,Tirta Ayu V Spa,Bambu Spa,dan E-MAmExpress Coin Laundry.
Suhanto menambahkan, melalui kewirausahaan diharapkan dapat menciptakan wirausahawan baru yang mengubah pola pikir masyarakat dari pencari kerja menjadi pencipta lapangan kerja.
"Kami juga berharap selama dua hari penyelenggaraan kegiatan ini, para peserta kegiatan mendapatkan mitra dalam negeri dan luar negeri,khususnya pengusaha Hong Kong,” tutupnya.