JAKARTA, INFOBRAND.ID - Dengan merebaknya pandemi Covid-19 dan penetapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), perusahaan-perusahaan mulai terpaksa untuk menyesuaikan sistem kerjanya menjadi semakin fleksibel dengan munculnya konsep bekerja dari rumah (WFH).
Tentu bagi perusahaan yang telah terbiasa menerapkan sistem kerja yang konvensional akan sulit dalam melakukan penyesuaian model kerja dengan sekaligus mempertahankan efektivitas kinerja para karyawan. Namun bagi perusahaan-perusahaan yang telah siap dalam menyambut model kerja baru tersebut, merasakan benefit yang cukup luar biasa.
CEO PT Nutrifood Indonesia Mardi Wu menjelaskan, bahwa kondisi pandemi justru telah mendorong perusahaan untuk mempercepat proses transformasi model kerja bagi para karyawannya menjadi lebih fleksibel selama tiga bulan terakhir.
Ia menemukan bahwa apabila budaya perusahaan telah dibangun dengan baik, maka fleksibilitas yang diberikan kepada karyawan justru malah mendorong mereka untuk mencapai target dan berkontribusi untuk mencapai target-target perusahaan. Pasalnya, dengan fleksibilitas tersebut, karyawan dapat bekerja lebih sehat tidak hanya secara fisik, namun juga secara mental.
“Karena dengan fleksibilitas, orang bisa punya hidup lebih balance, kalau kita paksakan semua orang untuk bekerja di kantor dengan macetnya Jakarta itu cukup stressful bagi sebagian orang. Dengan adanya keleluasaan ini memperkuat bahwa dengan kebebasan ini karyawan bisa bekerja secara lebih sehat,” terang Mardi Wu pada sesi Webinar Indonesia Brand Forum 2020 secara virtual, Kamis (2/7).
Namun tentu saja bagi manajemen agar memiliki keyakinan dalam memberikan fleksibilitas tersebut, maka perlu ada unsur kepercayaan yang tinggi terhadap karyawan. Oleh karena itu, lanjut Mardi, corporate culture dan rekrutmen juga harus diperhatikan untuk membangun suatu budaya kerja yang fleksibel namun tetap engaging bagi karyawan.
“Memang culture penting sekali terutama terkait WFH ini karena justru di Nutrifood, culture yang kami bangun menjadi daya tarik rekrutmen dan engagement bagi karyawan,” katanya
Adapun budaya perusahaan yang dikenal sebagai “I Care” ini menitikberatkan unsur Integritas, dan self control. Selain itu, rekrutmen pun diperketat agar calon karyawan yang bergabung hanyalah mereka yang memang memiliki visi dan misi yang searah dengan perusahaan, sehingga tanpa perlu adanya insentif ataupun kontrol terhadap kinerja karyawan yang terlalu ketat, mereka tetap mampu mencatat kinerja yang luar biasa.
“Jadi sistem kami lebih unggul dalam hal ini karena kami percaya bahwa yang direkrut pengen selalu berusaha terbaik. Saya selalu katakan kalau sampai Nutrifood perlu dimotivasi karyawannya, kita sudah salah jalan. Yang kita perlu bangun adalah kultur yang tidak mendemotivasi karyawan,” pungkasnya.
Dengan adanya WFH, Mardi akui, memang terdapat unsur resiko yang lebih tinggi karena semakin sulit bagi manajemen untuk mengendalikan dan memantau kinerja karyawan. Namun ia menegaskan bahwa dengan resiko tersebut juga dapat menghasilkan return yang cukup tinggi. Sebab fleksibilitas dalam bekerja justru dapat mendorong inovasi dan budaya entrepreneurship yang kuat bagi para karyawan.