JAKARTA, INFOBRAND.ID - Memanfaatkan data besar atau big data untuk melihat perilaku konsumen merupakan salah satu kunci manajemen pemasaran di era digital. Artinya, marketing harus mampu memanfaatkan big data di dalam membidik konsumennya.
Ketua AACIM, ASEAN Association of Consumer Interest and Marketing dari IPB, Prof. Ujang Sumarwan mengatakan bahwa pemasaran masa kini sudah waktunya untuk memanfaatkan teknologi digital.
“Karena itu, pemasaran harus mampu memiliki akses kepada big data dan dapat memanfaatkan big data itu untuk menyusun strategi pemasaran,” jelas Prof. Ujang pada INFOBRAND.ID.
IKLAN INFOBRAND.ID
Menurut dia, pemasaran di era digital juga harus mampu menguasai berbagai aplikasi sosial media dan berbagai aplikasi lainnya yang mendukung pekerjaan marketing. Selain itu, marketing juga harus memiliki kemampuan komunikasi tertulis serta dapat membuat konten pemasaran sesuai dengan target market yang dibidiknya.
“Misalnya, dia (marketing-red) harus familiar dengan bagaimana cara membuat poster, bagaimana membuat video editing serta mampu membaca big data dengan baik,” kata dia.
Prof Ujang mengatakan, saat ini perkembangan digital marketing di Indonesia sendiri sangat luar biasa pesat. Hal ini dapat dilihat dengan tumbuhnya berbagai marketplace di Indonesia dan semakin meningkatnya transaksi melalui ecommerce atau internet.
Meski online marketing diyakini dapat meningkatkan penjualan perusahaan, tapi offline marketing juga nyatanya masih sangat dibutuhkan, tergantung siapa yang akan menjadi sasaran pemasarannya.
“Jenis barang yang dipasarkan dan kepada siapa dipasarkan akan sangat menentukan apakah efektif menggunakan online atau offline. Ketika sasaran konsumen tidak bisa dijangkau oleh online marketing maka offline marketing dapat digunakan. Oleh karena itu para pemasar harus memahami siapa target konsumennya,” paparnya.
IKLAN INFOBRAND.ID
Selain itu, kata Prof Ujang, konten marketing juga tak luput dari kepentingan marketing itu sendiri. Dimana konten marketing harus mampu menggambarkan apa manfaat produk yang ditawarkan bagi konsumen. Lalu, konten marketing juga harus mampu menggambarkan solusi masalah bagi konsumennya.
“Konten marketing juga harus mampu mengungkapkan apa saja perbedaan produk yang kita juga dengan pesaingnya,” ujarnya.
Tak hanya itu, marketing juga perlu menghindari kesalahan yang tentu saja dapat membunuh bisnis di era digital. Salah satunya tidak memenuhi janji yang telah disampaikan dan kesalahan yang tidak segera diatasi dengan cepat.
“Tentu saja ini bisa mengecewakan konsumennya. Kekecewaan konsumen inilah yang akan mendorong konsumen beralih ke yang lain,” ucapnya.
Hasil akhir atau result dari apa yang sudah dilakukan tim marketing tentunya dapat menghantarkan perusahaan menjadi brand champion. Meski begitu, ada beberapa faktor lain untuk menjadi brand champion.
IKLAN INFOBRAND.ID
Pertama, brand champion harus memberikan kinerja yang sesuai dengan apa yang telah dijanjikan. Kedua, barang harus tersedia di pasar sehingga ketika dibutuhkan konsumen dengan mudah mendapatkan barang tersebut. Ketiga, merek harus memberikan diferensiasi di mata konsumen sehingga konsumen mendapatkan nilai yang lebih dibanding produk lain. Terakhir, merek harus memiliki harga yang dapat dijangkau oleh konsumen atau harga yang dapat bersaing dengan produk-produk lainnya.
“Lalu digital activationnya seperti apa? Konsumen harus dapat mengakses informasi merek melalui internet sehingga perusahaan wajib menyediakan informasi terkini mengenai produk tersebut baik di website atau di sosial media. Kalau tidak mendapatkan informasi, maka konsumen bisa beralih ke yang lain,” tutupnya.
