JAKARTA, INFOBRAND.ID - Menteri BUMN Erick Thohir menyoroti kondisi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk yang tengah sakit. Menurut Erick, perusahaan emiten yang bergerak di industri baja itu memiliki utang hampir Rp40 triliun dengan anak usahanya yang mencapai 60 perusahaan.
“Jadi, apabila bapak ibu tanya saya, bisa tidak me-review Krakatau Steel dalam waktu seminggu. Saya angkat tangan, karena jumlahnya 60,” kata dia di Ruang Rapat Komisi VI, Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (2/12) kemarin.
Oleh karenanya, Erick berencana membentuk Peraturan Menteri (Permen) untuk memperketat pembentukan anak dan cucu BUMN. Dia tak mau BUMN yang sehat malah terbebani oleh anak perusahaan.
“Makanya Permen ini harus segera dikeluarkan. Saya tidak ingin BUMN yang sehat malah terbebani oleh anak perusahaan. Saya tidak bicara direksi tapi oknum yang sengaja gerogoti daripada perusahaan yang sehat-sehat itu,” tegas Erick.
Berdasarkan laporan keuangan per September 2019, Krakatau Steel membukukan kerugian sebesar US$ 211,91 juta atau sekitar Rp2,96 triliun (asumsi kurs Rp14.000/US$) pada 9 bulan tahun ini dari periode yang sama tahun sebelumnya US$ 37,38 juta atau Rp523,32 miliar, naik 5 kali lipat.
Pada periode yang sama, perusahaan dengan kode saham KRAS ini, mencatatkan penjualan dan pendapatan usaha sebesar US$ 1,05 miliar atau Rp14,70 triliun dari periode yang sama tahun lalu US$ 1,27 miliar atau Rp17,78 triliun.