JAKARTA, INFOBRAND.ID - Teknologi Nano secara perlahan mulai berkembang di Indonesia. Bahkan sudah banyak industri yang menggunakan teknologi yang disebut-sebut sebagai teknologi masa depan ini. Salah satunya Nano Star dengan produk waterproofingnya.
Nano Star sendiri merupakan brand asal Singapura yang fokus di bidang bahan konstruksi dan arsitektur untuk memberikan solusi canggih dengan spesialisasi perlindungan permukaan sejak 6 tahun lalu.
Setelah sukses menjadi penguasa pasar di Kota Singa tersebut, Nano Star mulai melirik Indonesia dan Malaysia sebagai target pasar selanjutnya. Hal ini disampaikan oleh Edwin Hartanto selaku COO PT Teknologi Nano Indonesia saat dihubungi wartawan INFOBRAND.ID via telepon akhir pekan lalu.
Bahkan Edwin mengklaim, Nano Star telah menjadi brand pertama di Indonesia yang menghadirkan waterproofing dengan Teknologi Nano. Alhasil, produk yang dihasilkan pun dinilai lebih ramah lingkungan karena tanpa menggunakan bahan kimia.
“Karena selama ini waterproofing itu yang kita tahu semuanya berbahan kimia. Nah akhirnya kita ciptakan rekayasa Teknologi Nano yang membentuk jaringan Nano. Jadi punya kita sudah bukan berbahan kimia lagi,” ujarnya.
Edwin menuturkan, ada dua model Teknologi Nano yang digunakan yakni Titanium Nano (dalam bentuk waterproofing cair dan waterproofing semen base-red) dan Silica Nano (dalam bentuk cat dan cleaning agent-red).
“Tapi andalan kita adalah Titanium Nano dan ini pertama di Indonesia,” kata dia.
Lebih lanjut Edwin mengatakan, pihaknya telah merekayasa Titanium Nano sehingga membentuk jaringan nano yang melekat di semua material berpori untuk bahan bangunan.
“Yang pertama, produk kita ramah lingkungan. Makanya kita dapat sertifikat Green Label dari Singapore. Dan yang kedua, produk kita tahan lama sampai 10 tahun dan harganya juga lebih mudah karena kita menggunakan teknologi,” jelasnya.
Waterproofing yang diproduksi Nano Star menggunakan Teknologi Nano ini digunakan untuk gedung-gedung bertingkat seperti hotel, apartemen, office tower, bandara (public area), manufaktur dan lain-lain.
“Makanya sasaran kita untuk tahun ini pengenalan produk ke konsultan, kontraktor, insinyur, pemilik bangunan, pemilik project dan lain-lain. Kita juga sudah mulai masuk melalui website dan komunitas-komunitas,” tutup Edwin. [ded]