Kamis, 22 Mei 2025

Follow us:

infobrand
11th INFOBRAND

Prodia Ungkap Strategi 2025: Genomic Sites, Digitalisasi, dan Kerja Sama BPJS

Posted by: Alvin Pratama | 29-04-2025 10:54 WIB | 440 views

Prodia Ungkap Strategi 2025: Genomic Sites, Digitalisasi, dan Kerja Sama BPJS Prodia 2025

INFOBRAND.ID-Di tengah peta industri layanan kesehatan yang terus bergeser, PT Prodia Widyahusada (PRDA) membuktikan diri sebagai perusahaan yang tidak hanya bertahan, tetapi juga bertumbuh dengan konsisten.

Tahun 2024 ditutup manis oleh Prodia dengan membukukan pendapatan sebesar Rp2,25 triliun, naik sekitar 1,34% dibandingkan tahun sebelumnya. Sebuah capaian yang mengukuhkan posisi mereka sebagai pemain utama di bidang laboratorium kesehatan di Indonesia.

Bersama pertumbuhan tersebut, Prodia mengumumkan bahwa mereka akan mempertahankan tradisi pembagian dividen dengan rasio yang sama seperti tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp162 miliar atau 60% dari laba bersih Perseroan.

IKLAN INFOBRAND.ID

IBOS EXPO 2025

Dividen ini setara dengan Rp172,92 per lembar sahamnya. Konsistensi ini, bagi Prodia, adalah bentuk nyata dari komitmen manajemen dan apresiasi terhadap para pemangku kepentingan yang setia mendukung perjalanan perusahaan selama ini.

Dalam sebuah paparan publik di Jakarta, Senin (28/4/2025), Direktur Business & Marketing PT Prodia Widyahusada, Indriyanti Rafi Sukmawati, membagikan cerita di balik keberhasilan tersebut. Ia mengatakan, Prodia berhasil mempertahankan kinerja positifnya dan membukukan profit di tahun 2024. Pencapaian ini, menurutnya, adalah buah dari keseriusan Prodia dalam memperkuat posisinya sebagai penyedia layanan laboratorium kesehatan terbesar dan terdepan di Indonesia.

Bukan hanya itu, dengan komitmen kuat terhadap Sustainability for Healthy Community, Prodia semakin menegaskan perannya dalam mendukung kesehatan masyarakat lewat layanan inovatif, berkualitas, dan berkelanjutan.

IKLAN INFOBRAND.ID

TOP INNOVATION CHOICE AWARD 2025

Di balik angka-angka tersebut, ada kerja keras yang tidak kasatmata. Sepanjang tahun 2024, Prodia melanjutkan ekspansi agresifnya, menambah puluhan outlet baru hingga total mencapai 354 cabang.

Langkah ini membuahkan hasil: "Prodia juga mencatatkan pendapatan per kunjungan meningkat sebesar 3,4%, dengan total penerimaan tes mencapai 20,06 juta tes," ungkap Indriyanti.

Inovasi juga menjadi napas utama dalam pertumbuhan Prodia. Selama tahun tersebut, perusahaan meluncurkan 36 tes diagnostik baru, menjawab kebutuhan pelanggan yang semakin menuntut layanan diagnostik yang lebih advanced.

IKLAN INFOBRAND.ID

JASA PRESS RELEASE

Kolaborasi pun diperluas, dengan Prodia menggandeng sejumlah rumah sakit untuk menghadirkan empat genomic sites di Jakarta, Semarang, Samarinda, dan Surabaya. Inisiatif ini memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat terhadap layanan tes genomik Prodia, sekaligus memperkokoh reputasi mereka di bidang precision medicine.

Tak hanya berhenti di pengembangan layanan, Prodia juga memperkuat fondasi bisnisnya. Untuk memastikan keberlanjutan pasokan alat kesehatan, perusahaan mengakuisisi 39% saham PT Prodia Diagnostic Line (Proline), perusahaan manufaktur alat kesehatan diagnostik dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) lebih dari 40%.

Di sisi lain, kemitraan riset dan pendidikan dengan 52 institusi dan lembaga menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk terus mendorong pengembangan ilmu kedokteran di Indonesia.

Melihat ke depan, Prodia tidak berpuas diri. Indriyanti menambahkan bahwa perusahaan kini memperkuat model bisnis berbasis kebutuhan pelanggan dan akselerasi digitalisasi.

"Langkah ini tidak hanya meningkatkan pengalaman pelanggan, tetapi juga memastikan keberlanjutan bisnis yang memberikan dampak positif bagi seluruh pemangku kepentingan," ungkapnya.

Menghadapi tahun kinerja 2025, Prodia menyiapkan serangkaian strategi untuk mengamankan pertumbuhan di kisaran low-single digit. Fokus diarahkan pada peningkatan jumlah tes esoterik, perluasan outlet POC (Point of Care), optimalisasi layanan klinik, serta memperkuat kerja sama dengan BPJS Kesehatan dan berbagai rumah sakit.

Tak kalah penting, Prodia juga akan terus memperkaya aplikasi digital seperti U by Prodia dan Prodia Mobile for Doctor, memperluas jejaring SEA Referral, serta memperkuat penerapan prinsip-prinsip ESG dalam seluruh lini bisnisnya.

Di tengah cerita sukses ini, Prodia juga membuka lembaran baru lewat pengembangan salah satu entitas afiliasinya, Proline. Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan Prodia Widyahusada, Liana Kuswandi, mengungkapkan bahwa berdasarkan rencana saat ini, Proline baru akan mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia sekitar tiga tahun lagi.

"Untuk sementara ini, rencananya demikian. Kecuali ada faktor lain yang akan mengakibatkan rencana tersebut digeser," jelas Liana.

Meski kontribusi Proline terhadap laba bersih PRDA masih kecil, sekitar 0,2 persen di tahun 2024 dan diperkirakan sama pada 2025, prospeknya dinilai menjanjikan.

"Dari perkiraan [kenaikan] produksi, diperkirakan pertumbuhan Proline itu masih stabil di rentang 5% sampai dengan 10%, tapi memang tak [langsung] terbaca di laporan keuangan konsolidasi kami," kata Liana lagi.

Aksi akuisisi senilai Rp72 miliar terhadap Proline ini diharapkan membawa dampak positif jangka panjang. Payback period dari investasi ini diperkirakan sekitar lima tahun, dengan proyeksi kenaikan aset dan ekuitas PRDA dari Rp12,87 miliar pada 2024 menjadi Rp44,48 miliar pada 2026. Transaksi ini juga memperlihatkan indikator keuangan yang sehat, dengan IRR sebesar 7,5 persen dan NPV positif senilai Rp3,2 miliar.

Dengan beragam langkah strategis tersebut, Prodia takmpak tidak hanya ingin mengokohkan posisinya di pasar domestik, tetapi juga membangun fondasi yang lebih kuat untuk pertumbuhan regional.

Baca berita lainnya di Google News


Share This Article!

Video Pilihan dari INFOBRAND TV