JAKARTA - Perkembangan Ekonomi Syariah di Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Indonesia bahkan digadang-gadang menjadi pusat gravitasi ekonomi syariah regional dan global.
Menjawab perkembangan tersebut, Pemerintah akhirnya resmi menghadirkan Bank Syariah Indonesia (BSI) yang merupakan gabungan (merger) tiga bank syariah BUMN, yakni PT Bank BRI Syariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah. Peresmian dilakukan oleh Presiden Joko Widodo, dengan nama resmi PT Bank Syariah Indonesia Tbk.
“Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, saya nyatakan PT Bank Syariah Indonesia Tbk resmi diluncurkan berdirinya,” ujar Jokowi, dalam acara peresmian di Istana Negara, Jakarta, Senin (1/2/2021).
Jokowi menyebut, perkembangan ekonomi syariah di Indonesia ditandai dengan peringkat Ekonomi Syariah Indonesia yang terus menanjak dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2018 Indonesia berada di peringkat 10, di tahun 2020 telah melesat menduduki peringkat 4.
“Kenaikan peringkat tersebut harus kita syukuri. Namun kita harus terus bekerja keras untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat gravitasi ekonomi syariah regional dan global,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN Hery Gunardi, dalam Dalam diskusi Rabu Hijrah baru-baru ini mengungkapkan, tujuan dari penghabungan tiga bank syariah itu meningkatkan kompetensi bank syariah di Indonesia.
Merger tersebut menciptakan bank syariah terbesar di Indonesia dengan total aset sekitar Rp239,56 triliun. Dengan aset yang besar, BSI diharapkan memiliki daya saing global dan memiliki potensi menjadi 10 bank syariah teratas secara global berdasarkan kapitalisasi pasar.
Selain itu, merger akan menghasilkan bank syariah dengan produk konsumer yang beragam didukung oleh kemampuan teknologi yang terbaik untuk menyediakan pelanggan dengan pengalaman perbankan digital yang lebih baik. Bank syariah akan didukung dengan jaringan yang luas lebih dari 1.200 cabang yang akan cukup untuk melayani permintaan nasabah. Bank syariah juga akan memiliki neraca dan kinerja keuangan yang baik, dengan target Rp272 triliun pembiayaan pada 2025 dan pendanaan Rp336 triliun pada 2025.
Per Desember 2020, tiga bank syariah BUMN peserta merger tersebut mencatat total pembiayaan mencapai Rp156,51 triliun. Dana pihak ketiga mencapai sebesar Rp209,98 triliun. Selanjutnya, modal tiga bank syariah milik negara itu senilai total Rp22,61 triliun. Serta, laba bersih yang dibukukan senilai total Rp2,19 triliun.