Untuk mendorong lahirnya generasi enterpreneur digital Indonesia, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) kembali mengadakan Telkom Hackathon 2018. Ajang yang diikuti oleh ratusan tim anak muda kreatif dari seluruh Indonesia ini merupakan kompetisi pengembangan aplikasi bisnis digital dengan menggunakan platform digital touch point Telkom terbaru bernama xsight. Para peserta dapat memanfaatkan xsight untuk mengakses Application Programming Interfaces (API) yang ready-to-use dengan lebih mudah dan cepat.
Pada Grand Final Telkom Hackathon 2018 yang diselenggarakan di Bandung, tim dewan juri memilih juara dan aplikasi terbaik setiap kategori sebagai berikut:
- Juara pertama & The Best General Category App : Gifood (Yogyakarta)
- Juara Kedua : Sorella (Jakarta)
- The Best E-Commerce App : Tukang Dagang (Bandung)
- The Best Fintech App : Digital Koperasi (Jakarta )
- The Best Logistic App : Happy Deliv (Jakarta)
Pemenang juara pertama dan kedua mendapat kesempatan untuk melaksanakan studi banding ke dua perusahaan digital dunia, yaitu Liferay di Sydney dan Cellum di Budapest, serta uang tunai sebesar Rp 10 juta. Selain itu, masing-masing aplikasi terbaik setiap kategori berhak mendapatkan hadiah uang tunai senilai total Rp 45 juta.
Juara pertama, Gifood, menawarkan solusi yang menghubungkan antara pemilik makanan berlebih dengan mereka yang membutuhkan makanan. Sementara itu, juara kedua Sorella menawarkan solusi di bidang keamanan dengan 3 fitur utama yaitu panic button, chatbot sorella, dan sorella group notify.
Direktur Digital & Strategic Portfolio Telkom David Bangun memberikan apresiasi kepada seluruh finalis, khususnya para pemenang. “Selamat kepada para tim yang menjadi pemenang pada Telkom Hackathon 2018. Ajang ini kami selenggarakan untuk menjaring developer-developer terbaik Indonesia yang kreatif dan inovatif. Telkom Hackaton yang telah kami selenggarakan sejak tahun 2015 ini juga merupakan upaya Telkom dalam membangun ekosistem digital untuk memfasilitasi para entrepreneurdigital Indonesia, khususnya generasi muda,” ujar David.
“Selain Telkom Hackathon, Telkom juga telah menginisiasi program inkubasi dan pengembangan start-up melalui program Indigo serta membangun fasilitas penunjang ekosistem digital seperti Digital Innovation Lounge (DILo) dan Digital Valley atau creative center. Seluruh fasilitas tersebut tersebar di seluruh Indonesia,” lanjut David.
Dua puluh finalis Telkom Hackathon 2018 yang terpilih mendapatkan kesempatan untuk mengikuti rangkaian kegiatan mulai dari pendalaman API, pengumpulan prototype aplikasi, dan program coaching clinic oleh team ahli agar mampu menyempurnakan aplikasi yang mereka kirimkan. Finalis juga mendapatkan kesempatan memperbaiki aplikasi mereka dengan special mentoring sebelum akhirnya mempresentasikannya ke tim juri di tahap terakhir.
Pengembangan ekosistem digital, termasuk penyelenggaraan Telkom Hackathon ini merupakan wujud komitmen Telkom untuk memajukan entrepreneur digital bangsa sekaligus mendukung cita-cita pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara,” demikian tutup David.