JAKARTA, INFOBRAND.ID - Pandemi Covid-19 membuat lansekap dunia ketenagakerjaan dan kewirausahaan berubah. Penggunaan teknologi internet dan digital dalam industri semakin intensif perlahan mengubah profil tenaga kerja yang dibutuhkan dalam dunia kerja.
Kepala Badan Pengembangan dan Penelitian Sumber Daya Manusia Kementerian Komunikasi dan Informatika, Hary Budiarto menyatakan, di tengah perubahan itu, lulusan Sekolah Tinggi Multi Media (STMM) Yogyakarta telah dibekali dengan keahlian untuk pengembangan ekonomi kreatif Indonesia.
“Lulusan Sekolah Tinggi Multi Media telah dibekali dengan keahlian di bidang ilmu komunikasi, multimedia dan penyiaran yang sesuai dengan pengembangan ekonomi kreatif,” ujarnya dalam Orasi Ilmiah Wisuda STMM Yogyakarta, Sabtu (04/09/2021).
Menurut Kabalitbang SDM Hary Budiarto, STMM sebagai perguruan tinggi negeri di bawah Kementerian Kominfo ini sangat fokus dalam penyiapan SDM digital. Sehingga para lulusan yang dibekali keahlian untuk pengembangan ekonomi kreatif antara lain meliputi subsektor desain, video dan fotografi, permainan interaktif, periklanan, teknologi informasi, televisi dan radio.
“Subsektor industri kreatif yang berkaitan dengan dunia digital berpeluang sangat besar untuk terus berkembang,” jelasnya.
Kepada wisudawan, Kabalitbang SDM Kementerian Kominfo menegaskan industri digital di Indonesia semakin hari berkembang sangat pesat. Mengutip laporan Google, Temasek dan Bain Company dalam e-Conomy SouthEast Asia (e-conomy SEA), Indonesia telah menjadi negara dengan nilai transaksi ekonomi digital tertinggi di Asia Tenggara.
“Sebesar USD44 miliar, bahkan pada tahun 2025, nilai tersebut diprediksi mampu mencapai USD124 miliar. Angka ini senilai dengan Rp1.748 triliun dengan acuan (konversi mata uang) dolar Rp14.100 saat ini,” tandasnya.
Kabalitbang SDM Hary Budiarto mengutip riset yang menunjukkan, saat ini sedang dan akan terjadi job displacement atas dampak dari pergeseran kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan industri.
”Hasil studi Badan Litbang SDM Kementerian Kominfo juga menunjukkan bahwa terjadi kesenjangan (mismatch) antara skill yang menjadi kebutuhan industri dengan skill yang dihasilkan dari institusi pendidikan. Kesenjangan tersebut bisa disebabkan karena ketidakcocokan kualitas maupun ketidakcocokan bidang,” ujarnya.
Oleh karena itu, Kabalitbang SDM Kementerian Kominfo berharap, gelar akademik yang disematkan pada setiap wisudawan dan wisudawati STMM, kini memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam membangun masyarakat, bangsa dan negara Indonesia.
“Saya berharap lulusan Sekolah Tinggi Multi Media menunjukkan komitmen yang tinggi untuk berkarya dan berkontribusi. Segera terjunkan diri dalam karya nyata, dalam lapangan kerja dan lapangan usaha,” ujarnya.
Kepada Wisudawan STMM, Kabalitbang SDM Hary Budiarto mengharapkan terus menjalin komunikasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak, menjadi SDM Indonesia yang berkarakter, cepat tanggap, cerdas, dan berakhlak mulia.
”Rawat kebinekaan, NKRI, dan Pancasila. Jadilah generasi masa depan yang mencerahkan. Marilah kita bergandeng tangan, berkolaborasi mewujudkan visi besar Indonesia semakin digital, semakin maju,” paparnya.
Dalam orasi ilmiah itu, Kabalitbang SDM Kementerian Kominfo menyampaikan hasil prediksi dari Studi World Bank (2016) mengenai kebutuhan 9 juta tenaga kerja terampil untuk mendukung transformasi digital Indonesia selama 15 tahun ke depan.
”Data dari World Economic Forum (2020) menunjukkan kita memiliki modal besar dengan 60,6% proporsi populasi aktif di Indonesia yang memiliki keterampilan digital,” jelasnya.
Oleh karena itu, Kementerian Kominfo menyiapkan transformasi STMM untuk menjadi Institut Digital Nasional (IDN-U) yang akan menjadi center of excellence dan pusat riset unggulan.