Strategi Personalisasi Digital 2025: Kunci Bisnis Sukses di Era AI dan Big Data
Posted by: Alvin Pratama | 12-02-2025 13:56 WIB | 802 views

INFOBRAND.ID-Strategi personalisasi dalam pemasaran digital diprediksi akan menjadi elemen kunci di tahun 2025, seiring dengan meningkatnya harapan konsumen untuk mendapatkan pengalaman yang relevan, unik, dan sesuai dengan preferensi individu. Dalam sebuah pernyataan, Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc., Guru Besar Ilmu Perilaku Konsumen IPB, menegaskan bahwa personalisasi dapat membawa dampak positif signifikan bagi bisnis, namun harus dilakukan secara bijak untuk menjaga keseimbangan antara relevansi dan privasi.
"Personalisasi dalam pemasaran digital akan semakin penting di 2025 karena konsumen ingin merasa diakui secara individu. Strategi ini dapat meningkatkan keterlibatan, konversi, dan loyalitas pelanggan," ujar Prof. Ujang.
Menurutnya, teknologi seperti Artificial Intelligence (AI) dan Big Data Analytics akan memegang peranan sentral dalam mendukung personalisasi. AI membantu menganalisis data historis dan perilaku konsumen untuk memprediksi preferensi serta kebutuhan mereka secara real-time. Di sisi lain, Big Data memungkinkan pengumpulan dan integrasi data dari berbagai sumber untuk menciptakan strategi yang lebih efektif.
"AI tidak hanya mendorong personalisasi dalam skala besar melalui rekomendasi produk atau konten, tetapi juga memfasilitasi segmentasi dinamis konsumen. Sementara Big Data berperan dalam memberikan wawasan real-time dan mendeteksi pola konsumsi baru yang tidak terlihat secara manual," tambahnya.
Teknologi lain seperti Marketing Automation Tools, Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR), dan Natural Language Processing (NLP) juga akan berkontribusi dalam meningkatkan pengalaman konsumen yang lebih imersif dan personal. Prof. Ujang mencontohkan bagaimana AR membantu konsumen mencoba produk secara virtual, sementara NLP memungkinkan chatbot memahami kebutuhan konsumen melalui percakapan yang lebih relevan.
"Namun, perusahaan juga harus berhati-hati. Jangan berlebihan dalam personalisasi karena bisa mengganggu privasi konsumen. Penting bagi perusahaan untuk menjaga keseimbangan antara menyajikan konten relevan dan menghormati privasi pelanggan," tegasnya.
AI dan Big Data juga membawa transformasi dalam customer journey di era digital. Prof. Ujang menyoroti perubahan signifikan dalam empat tahap utama perjalanan konsumen, yakni awareness, consideration, purchase, dan post-purchase.
Awareness: Algoritma AI kini mampu memprediksi minat konsumen melalui rekomendasi di media sosial dan platform e-commerce. Consideration: Konsumen dapat mengevaluasi produk menggunakan teknologi AR dan VR serta ulasan dari influencer atau komunitas online.
Purchase: Proses transaksi semakin mudah dengan fitur pembelian satu klik dan opsi pembayaran fleksibel, termasuk Buy Now, Pay Later (BNPL). Post-Purchase: Big Data memonitor keputusan konsumen untuk mendorong up-selling dan cross-selling dengan penawaran personal.
"AI dan Big Data akan menjadikan customer journey lebih personal dan efisien. Bisnis yang memanfaatkan kedua teknologi ini akan lebih siap memenuhi ekspektasi konsumen di pasar digital yang semakin kompetitif," pungkasnya.
Meskipun teknologi mendukung personalisasi, tantangan seperti privasi data dan kecenderungan informasi berlebih perlu diantisipasi oleh pelaku bisnis. Tren lain yang akan mendominasi perilaku konsumen digital pada 2025 mencakup social commerce, etika keberlanjutan, voice search, dan adopsi AI dalam layanan pelanggan.
Dengan teknologi yang semakin canggih dan harapan konsumen yang terus berkembang, perusahaan dituntut untuk lebih inovatif dalam menghadirkan pengalaman personal yang tetap menghargai privasi pelang
Baca berita lainnya di Google News