Sunpride: Perjalanan 30 Tahun Menuju Dominasi Pasar Buah
Posted by: Alvin Pratama | 27-02-2025 10:37 WIB | 200 views

INFOBRAND.ID-Tiga dekade lalu, Sunpride masih merupakan nama kecil dalam dunia agribisnis. Kini, merek ini menjadi salah satu pemain utama di pasar buah, baik di dalam negeri maupun mancanegara. Keberhasilannya tidak lepas dari inovasi berkelanjutan dan kemampuan membaca peluang pasar.
Sewu Segar Nusantara, perusahaan yang menaungi Sunpride, telah berhasil membangun ekosistem pertanian buah berkualitas di Indonesia. Menjadi pemimpin pasar selama 30 tahun tentu bukan hal yang mudah. Namun, dengan strategi jangka panjang serta adaptasi terhadap tren industri, mereka mampu mempertahankan posisinya di puncak.
CEO Sewu Segar Nusantara, Cindyanto Kristian, membagikan kisah perjalanan perusahaan dari skala lokal hingga mampu bersaing di pasar global. Perjalanan ini penuh dengan tantangan dan eksperimen yang akhirnya membentuk strategi bisnis mereka.
"Awalnya, kami fokus pada budidaya semangka dan sempat dikenal sebagai Raja Semangka dari Lampung," ungkap Cindyanto.
Namun, dalam perjalanannya, mereka menghadapi kendala dalam distribusi dan daya tahan produk. Hal ini mendorong perusahaan untuk mencari alternatif, hingga akhirnya mereka melihat potensi besar dalam pisang Cavendish.
"Dulu, masyarakat Indonesia hanya mengenal pisang emas dan pisang ambon. Pisang Cavendish belum banyak dikenal. Kami melihat peluang di sana dan berani mengambil langkah besar," lanjutnya.
Pilihan ini terbukti membawa perubahan besar. Sunpride tidak hanya menguasai pasar domestik, tetapi juga membuka peluang ekspansi ke luar negeri. Untuk meningkatkan skala produksi, mereka tidak hanya mengandalkan kebun sendiri tetapi juga menjalin kemitraan dengan petani lokal.
"Saat ini, kami telah bekerja sama dengan lebih dari 1.000 petani di berbagai wilayah, seperti Lampung, Blitar, dan Bali," jelas Cindyanto.
Kemitraan ini memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan produksi tanpa harus melakukan investasi besar pada lahan. Lebih dari sekadar kerja sama bisnis, Sunpride juga memberikan pelatihan serta dukungan teknologi kepada petani guna memastikan standar kualitas yang tinggi dan seragam. Konsistensi ini menjadi salah satu faktor utama dalam membangun kepercayaan di pasar lokal maupun ekspor.
"Indonesia memiliki tanah yang subur dan iklim yang mendukung, tetapi ironisnya konsumsi buah di dalam negeri masih jauh di bawah standar WHO. Kami ingin mengubah pola konsumsi ini," ujarnya.
Berdasarkan data, konsumsi buah di Indonesia baru mencapai 10% dari angka ideal yang direkomendasikan. Untuk mengatasi hal ini, Sunpride menerapkan strategi komunikasi yang lebih agresif, baik melalui kampanye digital maupun berbagai saluran pemasaran lain, guna menjangkau lebih banyak konsumen.
Keberhasilan di dalam negeri mendorong Sunpride untuk merambah pasar internasional. Saat ini, produk mereka telah diekspor ke berbagai negara seperti Malaysia, Singapura, Jepang, China, Korea, hingga Timur Tengah. Namun, proses ekspansi ini bukan tanpa tantangan. Sunpride harus memenuhi berbagai sertifikasi dan standar internasional, termasuk inspeksi langsung dari auditor luar negeri ke perkebunan mereka.
Keberhasilan ini membuktikan bahwa kualitas produk bukan hanya bergantung pada proses produksi, tetapi juga pada kepercayaan yang dibangun dengan konsumen serta regulator di berbagai negara.
Dalam menghadapi persaingan industri, inovasi menjadi kunci utama. "Kami tidak bisa hanya mengandalkan metode lama. Teknologi big data kini sangat membantu dalam memprediksi pola cuaca dan mengoptimalkan hasil panen," kata Cindyanto.
Dengan analisis data yang lebih presisi, perusahaan dapat mengatur strategi produksi yang lebih efisien dan tahan terhadap perubahan kondisi alam. Selain itu, Sunpride juga melakukan diversifikasi produk, mulai dari buah segar, jus buah, hingga dried fruit. Bahkan, mereka juga mengembangkan peternakan sapi untuk memanfaatkan limbah pertanian, sehingga operasional menjadi lebih berkelanjutan.
"Kami melihat generasi muda semakin peduli dengan gaya hidup sehat. Karena itu, strategi pemasaran kami kini lebih berfokus pada media sosial dan kerja sama dengan influencer," tambahnya.
Dengan pendekatan ini, Sunpride berhasil menjangkau segmen pasar yang lebih luas sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi buah berkualitas. Hal ini sejalan dengan misi mereka untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang lebih sehat dan mandiri dalam produksi buahnya sendiri.
Meskipun telah berhasil merambah pasar ekspor, Sunpride tetap berkomitmen untuk memperkuat posisinya di dalam negeri. "Kami ingin Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Dengan meningkatnya konsumsi buah lokal, industri ini bisa berkembang lebih pesat," tegas Cindyanto.
Dari awal yang sederhana di Lampung hingga sukses menembus pasar global, Sunpride bukan hanya bisnis buah—ini adalah perjalanan membangun budaya konsumsi buah yang sehat di Indonesia. Dan bagi Sunpride, perjalanan ini baru saja dimulai.
Baca berita lainnya di Google News