JAKARTA, INFOBRAND.ID - Seiring perkembangan jaman, kemajuan teknologi di berbagai sektor kehidupan ikut berubah, termasuk teknologi di dunia kedokteran. Berbagai inovasi terus dihadirkan dalam upaya meningkatkan pelayanan, termasuk di rumah sakit.
Sebagai respons atas kemajuan teknologi tersebut, Eka Hospital menghadirkan robot navigasi pertama dan satu-satunya di Indonesia untuk kebutuhan operasi pasien skoliosis.
Hal tersebut disampaikan oleh Dr. dr. Luthfi Gatam, Sp.OT (K) Spine selaku Chairman Orthopedic Center Eka Hospital. Ia mengungkapkan, “Eka Hospital dengan bangga mempersembahkan Platform Revolusioner Robot Navigasi Pertama Di Indonesia yang membantu meningkatkan keamanan pasien yang menjalani operasi tulang belakang.”
Dr. Luthfi menambahkan, “Seperti kita ketahui, risiko ketidakakuratan penempatan screws (implan) pada tulang belakang akan mengakibatkan cederanya sistem persarafan, sehingga dapat menyebabkan kelumpuhan. Teknologi robot navigasi ini dapat mengurangi risiko tersebut secara signifikan sekaligus mengurangi paparan radiasi pada pasien dan tenaga kesehatan yang terlibat.”
Lebih lanjut, Dokter Luthfi menjelaskan bahwa umumnya operasi skoliosis dilakukan dengan menempatkan screws untuk mengoreksi bagian tulang belakang yang bengkok. Melalui penggunaan robot navigasi ini, akurasi penempatan screws (implan) bisa mencapai 99,9%.
Tindakan operasi yang dapat dilakukan menggunakan robot ini adalah operasi kelainan bentuk tulang belakang, misalnya skoliosis dan kifosis, operasi cervical, hingga ke operasi interbody fusion baik secara TLIF, PLIF, OLIF, hingga ke ALIF. Melalui penggunaan robot navigasi ini, operasi OLIF yang biasanya dilakukan dengan dua posisi, dapat dilakukan hanya dengan menggunakan satu posisi.
Tentunya robot navigasi ini juga membantu dokter bedah untuk melakukan pemasangan implan secara akurat pada daerah yang memiliki kesulitan tinggi.
Dokter Phedy juga menjelaskan bahwa keunggulan lain dari penggunaan robot navigasi ini juga memungkinkan operasi dilakukan secara minim sayatan, minim cedera jaringan dan risiko pendarahan yang lebih sedikit, mempersingkat waktu operasi, serta pemulihan yang lebih cepat. Berbeda dengan teknik minimal invasif lain seperti fluoroscopy guided atau scan-based navigation, teknik operasi minimal invasif dengan robot menawarkan radiasi yang sangat minimal sehingga lebih aman bagi kesehatan pasien.
Saat ini, penggunaan robot navigasi pertama di Indonesia digawangi oleh tim dokter bedah tulang belakang (spine surgeon) dari Gatam Institut Orthopaedic and Spine Eka Hospital.
Adapun lima orang dokter spine di indonesia yang telah mendapatkan pelatihan dan sertifikasi untuk melakukan operasi menggunakan robot navigasi ini adalah dr. Luthfi Gatam, dr. Phedy, dr. Harmantya, dr. Syafrudin, dan dr. Rizky Gatam. Sedangkan platform robot navigasi di dunia saat ini hanya tersedia di 3 negara, yakni Amerika, India dan Indonesia.