INFOBRAND.ID- PT Lautan Luas Tbk (LTLS) menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 10% pada 2023. Hal itu seiring dengan berbagai kebijakan strategis yang sedang disiapkan perseroan.
Investor Relations Lautan Luas (LTLS) Eurike Hadijaya mengatakan, pada 2023, Indonesia diprediksi menghadapi badai berupa perlambatan ekonomi global. Terkait proyeksi perekonomian Indonesia ke depan, pihaknya tetap positif. Namun, pada saat bersamaan, dia menyebut tetap waspada dengan gejolak makro.
Melihat berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah seharusnya pertumbuhan ekonomi masih bisa tetap terjaga positif. Kami meyakini, kinerja Lautan Luas juga akan semakin tumbuh di tahun 2023 ini, seiring dengan berbagai kebijakan strategis yang sedang disiapkan oleh management,” kata Eurike
Secara umum, lanjut dia, pertumbuhan pendapatan Lautan Luas Lautan Luas ditargetkan mampu mencapai hingga 10%. Industri sektor makanan minuman, air bersih dan personal home care tetap menjadi fokus industri LTLS kedepannya. Sekitar 90% penjualan Lautan Luas adalah untuk pasar Indonesia, dengan sisanya berfokus di kawasan Asia yang masih baik pertumbuhannya.
“Kami juga tetap menjalankan upaya untuk mempertahankan arus kas yang positif seperti yang telah di capai sebelumnya. Dari segment manufaktur, kami fokus untuk meningkatkan utilisasi produksi untuk mencapai tingkat profitabilitas yang lebih baik. Selain itu, Lautan Luas juga aktif dalam pengembangan produk baru yang dilakukan dengan fokus terarah,” kata Eurike.
Selama 2022, kinerja keuangan emiten yang masuk sektor saham barang baku ini tergolong positif. Hingga kuartal III-2022, pendapatan LTLS meningkat 27,06% year on year (YoY) menjadi Rp 6,01 triliun. Di saat yang sama, emiten ini membukukan kenaikan laba bersih 88,68% YoY menjadi Rp 261 miliar.
Secara terpisah, Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menambahkan, prospek ekonomi dalam negeri pada tahun ini diperkirakan akan cenderung menantang yang akan dipengaruhi oleh outlook ekonomi global yang lesu di tahun ini imbas sejumlah krisis yang terjadi. Sehingga, yang diperkuat yaitu dari sisi internal yakni kebijakan untuk menopang pertumbuhan ekonomi dalam negeri baik dari sisi fiskal maupun moneter.
“Kami juga lihat arah investasi akan cenderung mengarah pada ekonomi berkembang yang lebih menarik di mana salah satunya Indonesia yang merupakan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Sementara, pasar saham di dalam negeri tahun ini kami perkirakan masih akan mencatatkan kinerja positif, namun dengan kecenderungan terbatas,” papar Nico.
Nico menambahkan, sektor barang baku masuk dalam salah satu sektor prioritas Pilarmas sebagaimana dukungan pemerintah cukup kuat terutama dalam hal hilirisasi dan industrialisasi serta mengubah basis ekonomi dari komoditas menjadi produk yang bernilai tambah.